(IslamToday ID) – Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Alphonzus Widjaja optimistis pusat perbelanjaan di Jakarta masih tetap ramai meski sudah tidak lagi menjadi ibukota negara.
Ini berkaitan dengan DPR yang baru-baru ini secara resmi mengesahkan RUU Daerah Khusus Jakarta (RKJ) menjadi UU. Meski sudah disahkan, namun status ibukota Jakarta belum berakhir sampai Keppres Pemindahan IKN ke Nusantara diterbitkan.
Menurutnya, ramai atau tidaknya pusat perbelanjaan di Jakarta bukan ditentukan oleh status daerah tetapi jumlah populasi penduduk yang masih berdomisili di Jakarta.
“Saya kira Jakarta tidak akan tiba-tiba menjadi sepi atau pun tiba-tiba populasinya jadi sangat berkurang. Saya kira tidak demikian. Bagi kami tentunya perpindahan ini juga membuka peluang bagi Jakarta sendiri. Intinya sepanjang populasi itu masih ada, itu adalah yang terpenting bagi pusat perbelanjaan,” kata Alphonzus dikutip dari YouTube CNBC Indonesia, Selasa (2/4/2024).
Dirinya yakin perpindahan ibukota ke Nusantara nantinya tidak akan membuat pusat perbelanjaan di Jakarta menjadi lebih berat. Yang penting adalah populasi karena itu merupakan sumber dari pengunjung pusat perbelanjaan.
Di sisi lain, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdi mengungkapkan hal yang sama. Perpindahan ibukota ke Nusantara tidak akan memberikan dampak signifikan bagi bisnis hotel dan restoran di jakarta selama jumlah populasi masyarakat di Jakarta tidak berkurang.
“Populasi itu yang paling berpengaruh tidak hanya di sektor ritel maupun hotel, tapi hampir semua sektor pasti akan memiliki kaitan erat dengan jumlah populasi. Jakarta ini penyangganya luas menyangkut Provinsi Banten hingga Jawa Barat,” tutur Hariyadi.
Diakuinya, memang selama ini banyak kegiatan pemerintahan yang menggunakan fasilitas hotel mencapai 20-25 persen.
“Mungkin ini nanti yang ada pengaruh, tapi kemudian kami melihat bahwa tidak mungkin semua kementerian akan ‘bedol desa’ pergi ke IKN, pasti bertahap. Meski sekarang segmen dari pemerintah sekitar 20-25 persen, tapi nantinya pasti akan tergantikan dengan segmen yang lain. Intinya sama dengan sektor ritel, hotel juga tidak begitu banyak terdampak,” pungkasnya. [ran]