(IslamToday ID) – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons rumor Presiden Jokowi ingin bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia mengatakan Jokowi tidak bisa langsung bertemu dengan Megawati, melainkan bertemu dengan anak ranting terlebih dulu.
Menurut Hasto, hal itu merupakan usulan dari anak ranting PDIP. Itu diungkapkan Hasto setelah ditanya apakah Jokowi sudah sowan ke Megawati hingga hari ketiga lebaran.
“Tapi dalam konteks terkait dengan Pak Jokowi, hanya anak ranting justru mengatakan ‘sebentar dulu, biar bertemu dengan anak ranting dulu’,” kata Hasto dikutip dari Kompas, Sabtu (13/4/2024).
Ia mengatakan, usulan dari anak ranting itu masuk akal karena mereka yang menjadi benteng dari Megawati di PDIP. Oleh karenanya, jika Jokowi ingin membuka komunikasi harus melalui anak ranting terlebih dulu. “Karena mereka juga jadi benteng bagi Ibu Megawati Soekarnoputri,” ujar Hasto.
Lebih lanjut, Hasto menyinggung soal begitu banyak penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power dalam pelaksaaan Pemilu 2024. Ia bahkan menyayangkan bahwa dugaan penyalahgunaan kekuasasan itu dilakukan oleh Jokowi.
Padahal, menurut Hasto, PDIP begitu berharap Pilpres 2024 menjadi warisan atau legacy Jokowi menjelang akhir masa jabatannya.
“Tapi ternyata justru merupakan puncak dari abuse of power dari presiden. Dan kemudian terjadi akibat nepotisme kepentingan untuk memperpanjang kekuasaan itu. Sehingga anak ranting, ranting, justru yang jadi benteng Ibu Mega agar tetap kokoh berdiri di dalam pengabdian mengawal demokrasi itu,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, pertemuan antara Jokowi dan Megawati Soekarnoputri disebut menunggu waktu yang tepat. Hal itu diungkapkan Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana melalui keterangan pers, Jumat (12/4/2024).
“Terkait silaturahmi (Presiden Jokowi) dengan Ibu Megawati, sedang dicarikan waktu yang tepat,” ujar Ari.
“Lagipula ini masih bulan Syawal. Bulan Syawal adalah bulan yang paling tepat untuk mempererat silaturahmi,” lanjutnya.
Menurut Ari, pada prinsipnya Jokowi tidak pernah membatasi diri untuk bertemu dengan siapa pun, terutama para tokoh bangsa. “Presiden sangat terbuka bersilaturahmi dengan siapa saja, apalagi dengan tokoh-tokoh bangsa,” pungkasnya. [wip]