ISLAMTODAY — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono memberikan peringatan serius kepada pemerintah pusat dan daerah soal dampak kenaikan BBM bagi rakyat. Berdasarkan catatan sejarah kenaikan BBM sering kali berimbas pada naiknya angka kemiskinan.
Pada tahun 2005 misalnya kenaikan BBM berpengaruh signifikan pada naiknya jumlah penduduk miskin. Inflasi yang tinggi mencapai 17% menyebabkan jumlah penduduk miskin naik dari 35,10 juta jiwa menjadi 39,30 juta jiwa.
“Dulu (tahun 2005) begitu ada kenaikan BBM, inflasinya tinggi 17 persen, itu kemiskinannya langsung naik,” kata Yuwono dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2022 .
Pertambahan jumlah penduduk miskin ini juga terjadi pada saat BBM naik di tahun 2013. Jumlah penduduk miskin memang sudah turun jika dibandingkan tahun 2006, namun kenaikan BBM tetap berpengaruh.
Jumlah penduduk miskin di tahun 2013 yang semula 28,07 juta jiwa jadi 28,28 juta jiwa pada tahun 2014. Naik lagi pada tahun 2015 menjadi 28,59 juta jiwa.
Yuwono meminta pemerintah untuk tidak lengah menghadapi kemungkinan tersebut.
“Jangan sampai lengah tidak bisa mengendalikan harga di masing-masing daerah bisa berdampak ke tingginya angka kemiskinan,” ujarnya.
Ia menegaskan sekali lagi bahwa ada efek lain dari kenaikan BBM. Mulai dari angka inflasi, kemiskinan bertambah yakni turunnya konsumsi rumah tangga.
“Jangan sampai inflasi kita tinggi di masing-masing daerah yang akan menggerus daya beli masyarakat dan nanti ekonominya akan turun,” pungkas Yuwono.