ITD NEWS — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengajukan pernyataan modal negara (PMN) senilai Rp 57,96 triliun untuk periode 2024. PMN tersebut rencananya akan dianggarkan untuk 10 BUMN.
Sebelumnya Kementerian BUMN mengajukan anggaran PMN untuk periode 2024 hingga Rp 33 triliun. Anggaran tersebut dinaikkan dengan hingga Rp 24 triliun yang direncanakan untuk dua BUMN Karya, Wijaya Karya dan Hutama Karya.
“Kami mengajukan PMN untuk tahun 2024 yang sebenarnya kami meminta untuk tambahan PMN di tahun ini. Namun, Kementerian Keuangan mengakumulasinya di PMN tahun 2024,” kata Erick dalam rapatnya dengan Komisi VI DPR, dilansir dari republikaid (5/6/2023).
Dilansir dari kumparancom (5/6/2023) berikut deretan 10 perusahaan BUMN dengan rincian anggarannya: PT PLN (Persero) Rp 10 triliun, PT Hutama Karya (Persero) Rp 10 triliun, dan PT Pelni (Persero) Rp 4 triliun, IFG Rp 3,56 triliun, PT INKA Rp 3 triliun, Rekayasa Industri (Rekin) Rp 2 triliun, PT Hutama Karya (Persero) Rp 12,5 triliun, PT Wijaya Karya (Persero) Rp 8 triliun, Rajawali Nusantara Indonesia Rp 1,9 triliun, dan ID Food Rp 1,9 triliun.
Sementara itu dilansir dari vivacoid (30/8), menurut Menkeu Sri Mulyani pemerintah telah menyuntik PMN sejak tahun 2005-2021 senilai Rp 369,17 triliun.
Padahal suntikan anggaran BUMN tersebut dinilai belum memberikan kontribusi maksimal terhadap negara. Dilansir dari kontancoid (4/1/2023), seorang ekonom dan juga Direktur CELIOS, Bhima Yudhistira mengatakan jika besaran suntikan PMN belum sebanding dengan kontribusi setoran BUMN ke kas negara.