• Login
  • Register
IslamToday
No Result
View All Result
  • Today
  • News
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Documentary
  • Today
  • News
  • Ulas Nusa
  • Smartizen
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • Documentary
No Result
View All Result
IslamToday
No Result
View All Result
Mosi Integral, Solusi Bermartabat Dari Mohammad Natsir

Ilustrasi: Mohammad Natsir/ Grafis: Anang Widodo- IslamToday,id

Home Ulas Nusa

Mosi Integral, Solusi Bermartabat Dari Mohammad Natsir

2021-04-03
2 min read
byIslamToday

IslamToday ID — 3 April 1950 merupakan momen yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.  Saat itu, Muhammad Natsir, Ketua Fraksi Masyumi ‘membidani’ lahirnya Negara Kesatuan dengan menyodorkan ‘Mosi Integral’ di hadapan Parlemen RIS (Republik Indonesia Serikat).

Gagasan besar Natsir ini disampaikan natsir sebagai solusi atas krisis akibat Konferensi Meja Bundar (KMB). Hasil-hasil KMB dinilai merugikan Indonesia.

Gagasan cemerlang Natsir ini tidak berjalan mulus. Perdebatan yang sengit mewarnai persidagangan. Dalam beberapa kesempatan lobi-lobi yang dilakukan oleh Natsir juga berjalan sangat alot.

“Ketika pak Natsir menyampaiakn Mosi Integral itu tinggal tiga negara bagian.  Indonesia Timur, Sumatera Timur dan Republik Indonesia, tiga-tiganya keras,” kata Lukman Hakiem Penulis Buku Biografi Mohammad Natsir, pada Webinar yang diadakan oleh FISIP, Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka (UHAMKA) dan MPR RI pada Kamis (1/4/2021).

Indonesia Timur, Sumatera Timur merasa wilayahnya luas. Mereka mempertannyakan mengapa harus bergabung ke RI yang wilayahnya dinilai hanya sebesar Jogja.

Sebaliknya, RI yang menolak bergabung ke Sumatera Timur. Sebab dalam pandangan RI negara Sumatera Timur dan Indonesia Timur ialah negara bagian yang dibentuk oleh Van Mook.

Baca JugaPostingan Lainnya

Pengadilan Surambi, Praktik Hukum Islam di Jawa

Mengenal Pengadilan Surambi, Penerapan Hukum Era Mataram Islam

Penghulu Tafsir Anom V, Inisator Pengadilan Agama dan Perguruan Tinggi Islam di Indonesia

“Jadi sama-sama keras” imbuh Lukman.

 

Solusi Bermartabat

Sikap keras kepala para pemimpin negara tersebut membuat Natsir harus melakukan ikhtiar-ikhtiar politik. politisi Partai Masyumi ini berkunjung ke Jogja untuk membangun dialog dan berdiskusi dengan penuh kesabaran.

Pada kesempatan tersebut Natsir menyampaikan sejumlah opsi.  Pertama, dengan berperang, Kedua, menempuh jalur politik di parlemen, agar setiap negara bagian membubarkan diri.

Opsi yang disodorkan Natsir menggugah kesadaran. Bahwa, ada jalan yang dapat ditempuh untuk menggalang persatuan tanpa pertumpahan darah.

“Kita ambil jalan parlementer jadi kita nggak perlu angkat senjata, jadi kita sama-sama membubarkan diri. Nah itulah dari kita untuk kami itu. Sama-sama kita membubarkan diri, lalu bersama-sama juga kita membentuk negara baru,” tutur Lukman.

Pada akhirnya semua negara bagian bersedia bergabung ke dalam NKRI. Lukman menilai, tidak berlebihan jika Mosi Integral menjadi solusi bermartabat yang pernah dihasilkan oleh bangsa Indonesia.

“Jadi Mosi Integral itu penyelesaian yang sangat-sangat bermartabat, tidak ada negara besar mencaplok negara kecil. Tidak ada saling mengadu fisik tetapi semua sama-sama membubarkan diri,” ujar Lukman.

 

Dari Kita untuk Kami

Lukman mengungkapkan Natsir memiliki kata kunci dibalik tercapainya gagasan Mosi Integral.

“Kata kunci dari keberhasilan pak Natsir itu ialah Dari Kita untuk Kami. Itu yang berulang-ulang Pak Natsir menceritakan itu,” kata Lukman

Lukman menjelaskan bahwa semangat ‘Dari Kita untuk Kami’ inilah yang membuat Natsir sangat gigih menolak hasil perundingan di KMB pada 27 Desember 1949.

Natsir bahkan memiliki perhatian khusus terhadap Irian Barat atau Papua. Ia menilai hasil KMB yang tidak memasukan Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia akan sangat berbahaya.

“Pak Natsir itu nggak mau, nggak setuju. Kata Pak Natsir ini akan jadi masalah kalau Irian Barat itu ditunda,” tutur Lukman.

Sikap kecewa Natsir juga ditunjukan ketika ia menolak bergabung dalam kabinet pemerintahan RIS. Ia bersama Haji Agus Salim menolak hasil KMB yang dengan jelas telah menghilangkan kedaulatan Indonesia.

Mohammad Hatta selaku Perdana Menteri RIS memahami kekecewaan Natsir. Hatta mengobati kekecewaan Natsir dengan mengutusnya untuk melakukan kunjungan ke-16 negara bagian RIS. Tujuannya untuk melakukan komunikasi dengan negara-negara bagian.

“Jadi karena pak Natsir tidak bersedia menjadi menteri walaupun dibujuk sedemikian rupa oleh Bung Karno, maka kemudian Bung Hatta meminta pada Pak Natsir dan Sultan Hemengku Buwono ke IX untuk keliling daerah,” ungkap Lukman.

 

Penulis Kukuh Subekti

Editor: Arief Setiyanto

 

Share :
Tags: Konferensi Meja BundarMasyumiMohammad NatsirMosi IntegralMosil Integral Mohammad Natsir

News

NATO Hendak Tarik Semua Pasukan dari Afghanistan

NATO Hendak Tarik Semua Pasukan dari Afghanistan

57 mins ago
0

Eks Deputi Direktur CIA Sebut Bitcoin “Keuntungan Dalam Pengawasan”, Blockchain ‘Alat Forensik’!

Eks Deputi Direktur CIA Sebut Bitcoin “Keuntungan Dalam Pengawasan”, Blockchain ‘Alat Forensik’!

1 hour ago
0

Rivalitas Amerika Serikat Vs China, Perang Dingin 1947 Terulang?

Rivalitas Amerika Serikat Vs China, Perang Dingin 1947 Terulang?

1 hour ago
0

Ukraina, Medan Tempur Rusia dan AS, Perang Dunia III di Depan Mata ?

Ukraina, Medan Tempur Rusia dan AS, Perang Dunia III di Depan Mata ?

2 hours ago
0

Mengenal Pengadilan Surambi, Penerapan Hukum Era Mataram Islam

Pengadilan Surambi, Praktik Hukum Islam di Jawa

2 hours ago
0

Mengenal Pengadilan Surambi, Penerapan Hukum Era Mataram Islam

Mengenal Pengadilan Surambi, Penerapan Hukum Era Mataram Islam

3 hours ago
0

Next Post
Muhammadiyah Ungkap Penyebab Sulitnya Hentikan Aksi Terorisme

Muhammadiyah Ungkap Penyebab Sulitnya Hentikan Aksi Terorisme

IslamToday

No Result
View All Result
google-play-badge

Categories

  • Analisis
  • Documentary
  • Histori
  • Infografis
  • Insight
  • Internasional
  • Jejak Peradaban
  • News
  • onReport
  • Smartizen
  • Ulas Nusa

Connect With Us

Facebook Instagram Youtube Twitter

Recent Posts

  • NATO Hendak Tarik Semua Pasukan dari Afghanistan
  • Eks Deputi Direktur CIA Sebut Bitcoin “Keuntungan Dalam Pengawasan”, Blockchain ‘Alat Forensik’!
  • Rivalitas Amerika Serikat Vs China, Perang Dingin 1947 Terulang?

© 2019 - 2020 Islam Today All Right Reserved

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan
  • Kontak Kami

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

  • ←
  • Google Play
  • Google Play Islam Today