ISLAMTODAY ID— Nahdlatul Ulama (NU) banyak melahirkan tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Diantara sekian banyak tokoh itu ada juga yang ‘mengangkat’ pena sebagai senjatanya.
Melalui surat kabar, mereka mensyiarkan Islam dan menyulut pikiran rakyat untuk melawan penjajahan
Berikut nama-nama kiai dan tokoh-tokoh NU yang aktif di dunia pers:
- KH Wahab Hasbullah
Kiai Wahab Hasbullah merupakan tokoh utama dalam pergerakan kiai di Jawa Timur. Dari tangannyalah berbagai gerakan dan organisasi seperti NU lahir.
Ia juga membidani lahirnya pers di kalangan kiai pesantren. Mempelopori berdirinya Majalah Swara Nahdlatoel Oelama.
Majalah dengan penulisan berupa arab pegon berbahasa Jawa itu sudah terbit pada periode awal NU berdiri. Tepat pada Juni 1927 atau bulan Muharram 1346, NU telah memiliki produk jurnalistik.
Majalah lainnya yang ia terbitkan ialah Oetoesan Nahdlatoel Oelama (1920-an), dan Berita Nahdlatoel Oelama (1931). Berbeda dengan dua majalah awal NU, majalah ketiga mereka, Berita Nahdlatoel Oelama telah menggunakan Bahasa Indonesia.
Pendirian berbagai produk jurnalistik itu diawali oleh Kiai Wahab dengan membeli gedung dan percetakan yang berlokasi di Jalan Sasak No.23 Surabaya.
Kiai Wahab pun banyak menyalurkan gagasan intelektualnya di media-media yang didirikannya itu. Diantara gagasannya ialah tentang hukum umat Islam yang tidak mengikuti satu dari empat mazhab dalam Islam.
“Apa bila orang muslim di zaman sekarang ini menjalankan ajaran Islam tanpa megikuti salah satu dari empat mazhab, berdosalah dia, tapi bukan berarti murtad (keluar dari Islam) selagi orang itu masih shalat dan tidak mengkafirkan orang Islam lainnya serta tidak pula menghalalkan darah serta harta orang dengan cara merampok.” (Swara Nahdlatoel Oelama).
Kiprah Kiai Wahab sebagai Redaktur Pelaksana di Majalah Swara Nahdlatoel Oelama berlangsung hingga 17 tahun lamanya. Selama itu pula sejumlah artikel seperti dunia Islam, kegiatan NU, dan ilmu pengetahuan diterbitkan.
- Haji Hasan Gipo
Ia dipercaya sebagai Direktur Utama di Majalah Swara Nahdlatoel Oelama. Hal ini tertera dalam Majalah Swara Nahdlatoel Oelama edisi No.6 Tahun ke-1 Bulan Jumadil Tsani tahun 1346 Hijriyah.
Pada arsip majalah yang tersimpan di Perpustakaan PBNU dan Perpusnas Jakarta tertera nama Haji Hasan Gipo sebagai Direktur sementara Ahmad Dahlan bin Muhammad Ahid sebagai anggota redaksi.
- KH Machfudz Siddiq
KH Machfudz Siddiq juga merupakan salah satu anggota redaksi dari Majalah Swara Nahdlatoel Oelama. Ia dikenal sosok yang cerdas dengan kemampuan bahasa asing yang cukup banyak, Arab, Inggris, Belanda dan Latin.
Karir jurnalistiknya berawal dari penulis hingga menjadi Pemimpin Redaksi di dari Majalah Swara Nahdlatoel Oelama. Ia juga terlibat dalam pendirian Berita Nahdlatoel Oelama.
Pendirian Berita Nahdlatoel Oelama terjadi ketika dakwah NU telah menyebar hingga luar Jawa. Sejak saat itu PBNU mulai menerbitkan berita dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Perubahan dari Swara Nahdlatoel Oelama ke Berita Nahdlatoel Oelama merupakan hasil keputusan Muktamar ke-9 NU di Banyuwangi tahun 1934.
- KH Wahid Hasyim
Ia memimpin Majalah Soeloeh Nahdlatoel Oelama, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Bidang Ma’arif (Pendidikan). Majalah khusus pendidikan ini terbit pada tahun 1941.
Salah satu artikel yang ditulis oleh Kiai Wahid Hasyim di Soeloeh Nahdlatoel Oelama edisi bulan Agustus 1941 berjudul ‘Abdullah Oebayd Sebagai Pendidik’.
Dikutip dari Seri Buku Tempo: Wahid Hasyim, disebutkan jika melalui artikelnya itu Kiai Wahid Hasyim mengajak para pembaca untuk belajar parenting. Anak harus dibiasakan untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Kiai Wahid Hasyim banyak menulis tentang berbagai bidang. Di luar masalah pendidikan, ia juga banyak menulis tentang hukum, politik, sejarah, dunia Islam, hingga sosial.
Gagasan-gagasan intelektualnya tersebar di Majalah Swara Nahdlatoel Oelama dan Berita Nahdlatoel Oelama.
Ia beberapa kali menggunakan nama samaran dalam menulis. Hal ini terjadi pada masa penjajahan Jepang.
- KH Saifudin Zuhri
KH Saifudin Zuhri mengawali karir jurnalistiknya dengan menjadi koresponden di luar majalah NU. Ia menjadi koresponden Surat Kabar Pemandangan (Jakarta) untuk wilayah Solo.
Gagasan-gagasan KH Saifudin Zuhri dimuat dalam Majalah Berita Nahdlatoel Oelama, Soeloeh Nahdlatoel Oelama dan Suara Ansor. Gagasannya di Soeloeh Nahdlatoel Oelama sampai majalah ini dibredel oleh Jepang pada tahun 1942.
Di samping media-media milik PBNU, ia juga aktif menulis di majalah milik cabang-cabang NU. Media tersebut diantaranya ialah Majalah Terompet Pemuda milik Pemuda Ansor Kudus, Panggugah milik Cabang Banyumas.
Media lainnya ialah Mingguan Pusat di Semarang dan Kantor Berita Antara di Jakarta.
- Haji Burhan
Haji Burhan merupakan salah satu saudagar di Surabaya yang pernah memimpin majalah Soeloeh Nahdlatoel Oelama. Majalah yang berisi berita-berita pendidikan seputar majalah dan pesantren.
Penulis: Kukuh Subekti