ISLAMTODAY ID— Koin Umayyah hasil temuan di Sumatera dipamerkan dalam forum Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-38 Sumatera Utara (Sumut) yang berlangsung sejak tanggal 21 sampai tanggal 28 Maret 2022. Salah satu koin koleksi Museum Sejarah Al-Quran Sumut itu berusia kurang lebih 1364 tahun.
“Dalam koin ini jelas disebutkan tahun pembuatannya tahun 79 Hijriyah atau tahun 658 Masehi di Basrah,” ungkap Ichwan Azhari di laman facebook pribadinya pada Ahad (27/3/2022).
Sejarawan Universitas Negeri Medan (UNIMED) itu merupakan salah satu tim ekskavasi Situs Bongal, Desa Jago-jago, Kec. Badiri, Kab. Tapanuli Tengah, Sumut tahun 2021. Menurutnya, temuan Koin Umayyah itu berpotensi timbulkan tafsiran baru masuknya Islam ke Nusantara.
“Dililit bacaan Al-Quran, Koin Umayyah ini menimbulkan tafsir baru masuknya peradaban Islam ke Nusantara,” tutur Ichwan.
Ichwan juga menjelaskan lebih lanjut tentang identitas koin Islam edisi abad pertama hijriyah tersebut. Koin Umayyah tersebut memiliki bobot sebesar 2, 22 gram dan berdiameter 26, 25 mm.
Pada sisi koin bagian depan terdapat lafadz yang berbunyi: Laa ilaaha illa, Allah wahdahu, Laa syarikalahu atau Tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa, Tidak ada sekutu bagi-Nya. Lafadz tersebut dikelilingi dengan bacaan basmallah: Bismillahi dhuriba hadza ad dirham bil Basrah fi sanah tis’a wa sab’in yang artinya Dengan nama Allah, dirham ini dibuat di Basrah pada tahun tujuh puluh Sembilan.
Sementara pada sisi belakangnya bertuliskan Allahu ahad Allah Ash-shamad lam yalid Wa lam yuulad wa lam yakun lahu kufuwan ahad yang artinya Allah yang Maha Esa, Allah tempat meminta, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia satupun juga.
Tulisan syahadat tersebut juga dikelilingi oleh syahadat Rasul, ‘Muhammad Rasulullah arsalahu bil huda wa ad-dini al-haq liyuzhirahu ‘ala ad-dini kullihi walau…’. Artinya, ‘Muhammad utusan Allah, Allah mengutusnya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk memenangkannya terhadap semua agama meskipun…’.
Sealin koin era Umayyah, koin era Abbasiyah juga ditemukan Koine era Abbasiyah. Ukuran fisik koin ini memiliki berat dan diameter lebih besar dari era Umayyah yakni: 2, 73 gram dan 27,47 mm.
Sisi depan nampak bertuliskan syahadat: Laa ilaaha illa, Allahu wahdahu laa syarika lahu, yang artinya Tidak ada tuhan selain Allah yang Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Sementara pada bagian kelilingnya terdapat tulisan: Bismillah duriba hadza ad dirham bi Madinah… Isnin wa tsamanin wa miah yang terjemahannya Dengan nama Allah, dirham ini dibuat di Madinah, seratus delapan puluh dua.
Selain koin era Umayyah, ditemukan pula Abbasiyah, pada sisi depan bertuliskan Ali Muhammad Rasul Allah, Shalallahu alaihi wa Salam Khalifah al-Rasyid, Imam Bakh, yang artinya Ali Muhammad utusan Allah, Allah menganugerahkan kesejahteraan dan keselamatan atasnya Khalifah al-Rasyid, Imam Bakh.
Sisi belakang koin Abbasiyah juga terdapat tulisan keliling yang berbunyi: …Arsalahu bi al-huda wa ad-dini al-haq liyuzhirohu…, yang berarti Yang mengutusnya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk memenangkannya.
“Data tentang koin-koin ini telah masuk dalam jurnal internasional peneliti Nurman Kholis dkk dari Kemenag, yang sekarang berada dalam naungan BRIN,” ujar Ichwan.
Ichwan mengungkapkan koin hasil temuan warga Desa Jago-jago tersebut sudah dikaji secara akademis dan juga dibahas dalam forum-forum diskusi. Salah satunya dilakukan pada bulan Agustus 2020 lalu.
Acara dihadiri oleh sejumlah pakar dan ahli diantaranya Eri Soedewo (Balai Arkeologi Sumut), Nurman Kholis (Kemenag), Saparududdin Barus dan Ichwan Azhari (Sejarawan UNIMED).
Penulis: Kukuh Subekti