ISLAMTODAY ID— Para ulama menjadi tokoh penting di balik majunya dunia pendidikan di Nusantara. Pada era penjajahan Belanda hingga Jepang mereka senantiasa mendidik putra-putra bangsa.
Sebagian besar founding fathers Indonesia adalah murid-murid hasil didikan ulama. Sebut saja Mohamad Natsir sang pencetus Mosi Integral lulusan HIS Adabiah Padang, hingga HM Rasyidi Menteri Agama pertama Indonesia juga lulusan Madrasah al-Irsyad al-Islamiyah.
Berikut ini profil singkat dari lima ulama pendiri madrasah di Nusantara yang ditulis dari berbagai sumber. Di luar mereka masih banyak lagi ulama-ulama lainnya yang juga berkontribusi di bidang pendidikan.
Syekh Abdullah Ahmad
Syekh Abdullah Ahmad, ulama kelahiran Padang Panjang pada tahun 1878 Masehi. Ia wafat pada November tahun 1933.
Ia adalah ulama yang mendirikan HIS Adabiah di Padang. Salah satu tokoh besar yang pernah bersekolah di sini ialah Mohammad Natsir.
Syekh Abdullah merupakan tokoh pendidikan Islam di wilayah Minangkabau. Ia mendirikan Madrasah HIS Adabiah Padang pada tahun 1915, hal ini dilakukannya setelah madrasah pertamanya di Padang panjang tutup tahun 1909.
Melalui madrasah yang didirikannya itu para siswa tidak hanya memperoleh ilmu agama. Siswa tidak hanya dibekali ilmu-ilmu keagamaan tapi juga ilmu-ilmu umum seperti halnya sekolah milik pemerintah kolonial.
Selain dikenal sebagai tokoh pembaharu pendidikan ia juga seorang organisatoris. Ia membidani lahirnya Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) pada tahun 1918.
Melalui PGAI ikhtiarnya memajukan pendidikan di Nusantara kian mantap, sekolah hingga asrama terus didirikan. Organisasi para guru Agama Islam ini tetap eksis hingga kini.
Semasa hidupnya Syekh Abdullah merupakan salah satu murid dari Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Seorang ulama yang banyak melahirkan ulama-ulama di Nusantara mulai dari Syekh Muhammad Nur Mufti di Kesultanan Langkat hingga KH Mohammad Dahlan pendiri Muhamamdiyah.
Sosoknya sebagai tokoh pendidikan bahkan diakui oleh dunia. Ia memperoleh gelar kehormatan dari Universitas Al-Azhar Mesir pada tahun 1926.
Tahun yang sama dengan pemberian gelar kehormatan kepada Haji Karim Amrullah atau Haji Rasul, ayah Buya Hamka.
Syekh Ahmad Surkati
Syekh Ahmad Surkati seorang ulama pendiri Madrasah al-Irsyad al-Islamiyah. Salah satu lulusan terbaik dari madrasah ini kelak menjadi Menteri Agama pertama Republik Indonesia (RI), HM Rasyidi.
Ulama kelahiran Sudan tahun 1292 Hijriyah atau 1875 Masehi ini mendirikan madrasahnya di Jakarta pada tanggal 1 Syawal 1332 Hijriyah atau 6 September 1914.
Selain mendirikan madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam, Syekh Ahmad Surkati juga menjadi penasihat bagi organisasi pemuda Islam, Jong Islamieten Bond (JIB). Tokoh-tokoh JIB seperti Mohammad Natsir, Mohammad Roem, Kasman Singodimejo termasuk HM Rasyidi adalah murid-murid ideologisnya.
Selain tokoh-tokoh tersebut, Syekh Ahmad Surkati juga merupakan sosok guru spiritual Bung Karno. Ia adalah ulama penguat Bung Karno selama menjalani hari-hari pengasingannya di Ende (1934-1938).
Syekh Ahmad Surkati wafat di Jakarta pada 6 September 1943 bertepatan dengan 16 Ramadhan 1362 Hijriyah.
Syekh Ibrahim Musa
Syekh Ibrahim Musa seorang ulama kelahiran Bukittinggi 12 Syawal 1301 Hijriyah atau 15 Agustus 1884 Masehi.
Ia mengawali perjalanan intelektualnya dengan belajar pada sejumlah ulama di Minangkanau dan Makkah. Sejumlah ulama ternama Minangkabau yang pernah menjadi gurunya diantaraya adalah Tuanku Mato Aia, Tuanku Mato Angin, Tuanku Abdul Samad, Syekh Jalaluddin Al-kasai.
Pengembaraan intelektualnya di Kota Makkah selama enam tahun membuatnya berkesempatan berguru pada sejumlah ulama. Mereka adalah Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Syekh Muhammad Djamil Djambek, Syekh Ali bin Husein, Syekh Muhtar al-Jawi hingga Syekh Yusuf al-Hayat.
Ia merupakan ulama yang juga menaruh kepedulian pada dunia pendidikan dengan mendirikan Madrasah Sumatera Thawalib. Madrasah ini didirikan di Parabek, Bukittingi pada tahun 1910.
Tokoh-tokoh besar yang lahir dari madrasah ini diantaranya Buya Hamka dan Wakil Presiden Haji Adam Malik.
Syekh Ibrahim Musa wafat di Bukittingi pada 5 Rabiul Awal 1383 Hijriyah yang bertepatan dengan 20 Juli 1963.
KH Ahmad Dahlan
KH Ahmad Dahlan merupakan ulama pendiri Muhammadiyah kelahiran Yogyakarta 1 Agustsus 1868 M atau 1295 Hijriyah. Ia wafat di Yogyakarta pada 25 Februari 1923 yang bertepatan dengan 7 Rajab 1340 H.
Ia adalah putera dari KH Abubakar bin KH Sulaiman pejabat khatib Masjid Gedhe Kauman, YogyakartaIa.
KH Ahmad Dahlan merupakan ulama yang memperhatikan kemajuan pendidikan, ia pun mempelopori berdirnya Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI) pada 1 Desember 1911 di Kauman, Yogyakarta. Selanjutnya pada tahun 1918, ia mendirikan Madrasah Mu’alimin Muhammadiyah.
Ia memulai pengembaraan intelektual pada tahun 1890. Di sana, ia belajar seni membaca Al-Qur’an.
Rahmah El Yunusiyah
Rahmah El Yunusiah merupakan puteri bungsu dari pasangan Syekh Muhammad Yunus dan Rafi’ah. Ulama perempuan ini lahir di Bukit Surungan, Padang Panjang, Sumatera Barat pada Jum’at pagi 1 Rajab 1318H atau 29 Desember 1900 M.
Lahir dari keluarga ulama membuatnya mudah dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Ia banyak belajar tentang bahasa asing seperti Inggris, Belanda dari kedua kakaknya, Zainuddin Labay El-Yunusiy dan Mohammad Rasyad.
Sementara guru-gurunya yang lain ialah Haji Abdul Karim Amrullah atau Haji Rasul, Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim (Pemimpin Sekolah Thawalib Padang Panjang), Syekh Muhammad Jamil Jambek, Syekh Abdul Latif Rasyidi dan Syekh Daud Rasyidi.
Salah satu warisan pentingnya di bidang pendidikan ialah berdirinya Madrasah Diniyah School Puteri pada tahun 1923 di Sumatera Barat. Sebuah madrasah yang didirikan khusus untuk anak-anak perempuan.
Atas dedikasinya di bidang pendidikan itu, ia memperoleh gelar syaikhah pertama di dunia dari Universitas al-Azhar pada tahun 1957.
Penulis: Kukuh Subekti