(IslamToday ID) – Setelah membubuhi label pengecekan fakta dalam cuitan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Twitter juga melakukan hal yang sama pada unggahan juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China, Zhao Lijian.
Cuitan Zhao sendiri sebenarnya telah diunggah pada Maret. Dalam cuitannya, Zhao mengindikasikan virus corona mungkin telah dibawa oleh tentara AS ke Wuhan.
“Kapan pasien nol dimulai di AS? Berapa banyak orang yang terinfeksi? Apa nama rumah sakit itu? Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Jadilah transparan! Gunakan data publim Anda! AS berutang penjelasan!” cuit Zhao pada 12 Maret 2020.
Dilansir Reuters, namun saat kita melihat cuitan tersebut saat ini, Jumat (29/5/2020), ada sebuah tautan berwarna biru yang mengarahkan pembaca ke halaman dengan tajuk utama “WHO mengatakan bukti menunjukkan Covid-19 berasal dari hewan dan tidak diproduksi di laboratorium”.
Pada Selasa (26/5/2020), Twitter juga telah melakukan hal sama pada cuitan Trump mengenai klaimnya terkait surat suara. Merespons tindakan Twitter, Trump mengatakan platform media sosial tersebut berusaha untuk mengintervensi pemilihan umum AS 2020.
Terbaru, Twitter menyembunyikan tweet dari Trump pada Jumat (29/5/2020) dan menuduh ia melanggar aturan dengan “memuliakan kekerasan”.
Tweet yang mendapat peringatan itu adalah saat Trump memperingatkan para penjarah dalam protes di Minneapolis akan ditembak.
Keputusan Twitter untuk memberi peringatan itu muncul saat kerusuhan terjadi di berbagai kota di penjuru AS. Tindakan Twitter pun meningkatkan perselisihan antara Trump dan berbagai perusahaan teknologi.
Tindakan Twitter ini muncul beberapa jam setelah Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengancam perusahaan-perusahaan media sosial di Silicon Valley dengan regulasi baru tentang kebebasan berbicara.
“PARA PENJAHAT itu tidak menghormati memori George Floyd, dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Baru bicara dengan Gubernur Tim Walz dan meminta dia bahwa militer bersamanya dengan segala cara. Setiap kesulitan dan kami akan mengontrolnya, tapi saat penjarahan terjadi, penembakan dimulai. Terima kasih!” tweet Trump.
Pesan Trump itu saat ini hanya bisa dibaca setelah mengklik pemberitahuan yang menyatakan, “Tweet ini melanggar aturan Twitter tentang memuliakan kekerasan. Meski demikian, Twitter menganggap itu mungkin menjadi kepentingan publik untuk tweet ini tetap dapat diakses.”
Trump menulis tweet setelah beberapa hari kerusuhan di Minneapolis saat unjuk rasa mengakibatkan pembakaran, penjarahan, dan vandalisme.
Pengunjuk rasa marah atas kematian Floyd, pria kulit hitam yang tampak di video sedang kesulitan bernapas saat polisi kulit putih menekankan lututnya ke leher Floyd.
Empat personel polisi yang terlibat dalam kematian Floyd telah dipecat dan FBI menyelidiki kejadian itu.
Insiden itu hanya satu dari beberapa pembunuhan terhadap warga kulit hitam di AS dalam beberapa bulan terakhir yang memicu kemarahan publik. (wip)