IslamToday ID — Gelombang aksi protes atas kematian George Floyd makin menyebar luas ke seluruh negeri pamansam. Menanggapi kekhawatiran berlanjutnya kerusuhan sosial hingga tak terkendali, sebanyak 25 kota di 16 negara bagian Amerika Serikat mulai memberlakukan jam malam.
25 kota tersebut antara lain Beverly Hills, Los Angeles, Denver, Miami, Atlanta, Chicago, Louisville, Minneapolis, St. Paul, Rochester, Cincinnati, Cleveland, Columbus, Dayton, Toledo, Eugene. Kemudian, Portland, Philadelphia, Pittsburgh, Charleston, Columbia, Nashville, Salt Lake City, Seattle, dan Milwaukee, seperti dilansir CNN, Ahad (31/5).
Walikota Los Angeles, Eric Garcetti mengatakan, kebijakan jam malam di wilayahnya berlaku sejak pukul 20.00 hingga 05.30 waktu setempat. Kebijakan tersebut, imbuhnya, diterapkan demi melindungi keselamatan warga Los Angeles.
“Mayoritas demonstran yang turun ke jalan melakukan aksi dengan damai dan menjunjung tinggi nilai luhur yang mereka perjuangkan. Jam malam ini diberlakukan untuk melindungi keamanan mereka dan keamanan semua yang tinggal dan bekerja di kota kita,” tukas Eric.
Walikota Philadelphia Jim Kenney mengatakan, kebijakan jam malam di wilayahnya diperpanjang pada Ahad (31/5) pukul 20.00 hingga Senin (1/6) pukul 06.00 waktu setempat. Di antara jeda kebijakan jam malam tersebut, warga Philadelphia masih diperbolehkan untuk keluar rumah.
“Hanya untuk bekerja di sektor bisnis yang penting, mencari perawatan medis, atau meminta bantuan polisi,” kicau Jim Kenny melalui akun Twitter-nya.
Aksi protes massa menyebar di AS beberapa jam setelah mantan polisi Minnesota yang membunuh Floyd, Derek Chauvin didakwa atas pembunuhan tingkat tiga. Chauvin juga menghadapi tuduhan pembunuhan tingkat dua.
Jika dinyatakan bersalah atas pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tingkat dua, Chauvin akan menghadapi 25 tahun penjara dengan tuduhan pertama dan hingga 10 tahun pada yang kedua. Namun, Keluarga George Floyd dan pengacara mereka, Benjamin Crump, mengaku kecewa lantaran Chauvin tidak didakwa dengan pelanggaran yang lebih serius.
Gelombang aksi protes berujung kerusuhan itu setidaknya terjadi di 30 kota di Negeri Paman Sam. Di Atlanta, api membakar di dekat CNN Center. Beberapa kendaraan dibakar, termasuk satu mobil milik polisi.
Sementara itu, di kota New York, para pengunjuk rasa dan polisi bentrok di luar Barclays Center dengan massa melemparkan botol dan lebih banyak lagi pada petugas kepolisian New York.
Kemudian di ibukota Washington D.C, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di depan Departemen Kehakiman, kemudian berbaris menuju Gedung Putih sambil meneriakkan “Black lives matter” dan “I can’t breathe” yang menggambarkan kata-kata ketika Folyd sekarat. Aksi protes juga terjadi di luar Gedung Putih bahkan sempat menyebabkan Kantor Presiden AS itu dikunci.
Namun, kini Secret Service telah membuka kembali pintu masuk dan keluar Gedung Putih untuk staf dan media.
Sementara itu di Detroit, satu pengunjuk rasa ditembak mati. Di Oakland, California, satu petugas Federal Protective Service tewas dan satu korban lainnya mengalami luka akibat tertembak setelah kerusuhan pecah di kota itu pada Jumat (29/5) lalu.
Hingga berita ini diturunkan, gelombang aksi protes masih berlangsung di puluhan kota di AS, tagar #GeorgeFloyd dan #GeorgeFloydProtest menjadi trending di Twitter. Bahkan, sebuah rekaman video menunjukkan ribuan warga di Berlin Jerman menggelar aksi solidaritas George Floyd di depan Kedubes AS.[IZ]