(IslamToday ID) – Mata uang digital milik China akan mulai ditawarkan kepada publik pada tahun depan dan diproyeksikan untuk menggantikan uang kertas. Para analis menyatakan hal itu akan menjadi penyeimbang kekuatan ekonomi global.
Bank Rakyat China pekan lalu menyatakan akan menyiapkan mata uang digital berdaulat tepat pada acara Olimpiade Musim Dingin 2022. Uji coba terbatas sudah berlangsung di empat kota di seluruh China.
“Melihat ke belakang bertahun-tahun kemudian, dua peristiwa bersejarah yang menentukan pada 2020 adalah pandemi virus corona dan mata uang digital (China),” ujar seorang peneliti senior di Pusat Penelitian Keuangan Digital Universitas Peking, Xu Yuan, seperti dikutip di South China Morning Post, Rabu (3/6/2020).
Saat melakukan studi pada alat digitalnya sendiri hingga 2014, Beijing telah menindak penggunaan semua cryptocurrency, seperti bitcoin. Perdagangan Cryptocurrency telah dihentikan di sekitar 100 bursa di negara itu sejak 2017, sesuai dengan peraturan tentang penipuan dan pencucian uang.
“Mereka (China) melihat peluang untuk menjadi pemimpin global di sini,” kata Andrew Polk, salah satu pendiri dan kepala penelitian ekonomi di Trivium China (konsultan yang berbasis di Beijing) dikutip oleh Bloomberg.
Para ahli mengatakan rencana China dengan uang digitalnya telah menjadi ancaman baru terhadap dominasi keuangan AS. Menurut Aditi Kumar dan Eric Rosenbach dari Harvard Kennedy School, versi digital China pada akhirnya memberi peluang Iran dan negara-negara lain untuk lebih mudah menghindari sanksi AS atau memindahkan uang tanpa terdeteksi oleh Washington.
Mereka menjelaskan untuk urusan luar negeri pada suatu hari nanti dimungkinkan untuk mentransfer mata uang digital melintasi perbatasan tanpa melalui sistem pembayaran internasional berbasis dolar.
Mantan Menteri Keuangan AS, Henry Paulson berpendapat ancaman terhadap posisi dolar sebagai mata uang dunia bukanlah masalah serius. Ia mengklaim meskipun yuan digital sudah sangat mobile di seluruh dunia, dolar AS masih dipercaya secara luas, dan minyak serta komoditas utama lainnya masih dihargai di dalamnya.
Namun, menurut CEO Sino Global Capital, Matthew Graham, yuan digital dapat mendorong negara dan orang di luar negeri untuk bergabung dengan teknologi dan mata uang China.
“Sangat mungkin bahwa negara-negara lain mengadopsi kerangka kerja China, dan kemudian keuntungan pertamanya adalah efek jaringan yang kuat,” katanya kepada Bloomberg.
“Ini adalah skenario terbaik untuk China.”
Yuan digital akan ditautkan ke nomor ponsel cerdas pemiliknya, dengan transaksi dilakukan melalui aplikasi. Pengguna akan dapat mentransfer uang antar rekening dengan hanya memencet ponsel, seperti halnya memiliki uang tunai secara fisik. Mata uang tersebut akan menjadi alat pembayaran yang sah, sehingga dapat ditukar tanpa membutuhkan bank sebagai perantara. [wip]