(IslamToday ID) – Awal bulan ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta polisi bersikap keras terhadap para perusuh di aksi demonstrasi yang meluas di AS.
Departemen Kehakiman atau Departement of Justice (DOJ) dilaporkan mengajukan sejumlah tuduhan atas pelanggaran yang dilakukan oleh sejumlah pengunjuk rasa pada protes kematian George Floyd itu.
Menurut dokumen DOJ yang diperoleh Fox News, tuduhan tersebut terkait dengan seorang pengunjuk rasa yang mengarahkan sinar laser ke pesawat FBI, membakar kantor polisi di Minneapolis, dan menyamar sebagai Marsekal AS di Orlando.
Dokumen tersebut berisi pengakuan para petugas kepolisian, yang mengatakan bahwa ada beberapa individu pengunjuk rasa yang mengarahkan sinar laser hijau pada pesawat penegak hukum yang dioperasikan oleh FBI dan Wisconsin National Guard.
Pada tanggal 7 Juni, agen-agen penegak hukum di lapangan dilaporkan mengamati dua orang di dekat W Chambers Street dan N 1st Street di Kota Milwaukee. Mereka mengarahkan sebuah sinar laser hijau ke sebuah pesawat FBI. Salah satu orang yang mengarahkan sinar laser itu adalah Jeremiah Belen, yang kemudian ditahan.
Dalam perkembangan terpisah, Branden M Wolfe (23) dari St Paul, Minnesota telah didakwa membantu dan bersekongkol dalam aksi pembakaran. Ia ditangkap pada 3 Juni ketika sedang membawa barang yang dicuri dari Third Precinct, seperti pelindung tubuh, sabuk polisi dengan borgol, earphone, serta tongkat dan pisau.
Polisi kemudian menemukan helm anti huru-hara, peluru pistol 9 mm, radio polisi, dan peralatan berat polisi dari Wolfe yang dilaporkan mengaku melemparkan api ke dalam kantor polisi.
Dokumen DOJ juga menyatakan Wesley Mobley Jr (36) dari Orlando, Florida menghadapi tuduhan pengakuan palsu sebagai pejabat federal. Jika terbukti bersalah, ia menghadapi hukuman tiga tahun penjara.
Awal bulan ini, Mobley dipaksa untuk menghentikan kendaraannya karena melewati kerumunan pengunjuk rasa. Ia kemudian mengeluarkan sesuatu yang mirip dengan lencana penegak hukum dan menunjukkannya kepada para pengunjuk rasa. “Apakah kalian ingin ditangkap? Apakah ingin masuk penjara?” kata Mobley seperti di dalam dokumen DOJ.
Sebagai tanggapan, salah satu pengunjuk rasa konon mengatakan, “Dia (Mobley) adalah Marsekal!”
DOJ mengajukan tuntutan sebagai tanggapan atas pernyataan Trump yang meminta polisi untuk keras pada perusuh. Pernyataan Trump itu menanggapi tweet mantan analis CIA yang menyatakan mengutuk pengunjuk rasa karena melemparkan bom molotov ke aparat.
POTUS sebelumnya mengancam akan mengerahkan militer AS ke kota-kota yang gagal memadamkan aksi protes brutal. Ia berjanji akan memberlakukan UU Pemberontakan yang memungkinkan presiden mengerahkan pasukan di dalam negeri untuk mengakhiri kerusuhan.
Pada akhir Mei, Trump mengumumkan bahwa gerakan sayap kiri Antifa segera dibubarkan oleh Garda Nasional AS. Pemerintah AS juga menetapkan kelompok itu sebagai organisasi teroris. [wip]