(IslamToday ID) – Iran dilaporkan menembakkan rudal balistik dari bawah tanah untuk pertama kalinya pada hari Rabu (29/7/2020). Senjata itu ditembakkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) selama hari terakhir latihan militer di dekat perairan Teluk.
Sebuah video yang diposting online oleh kantor berita yang terkait dengan stasiun televisi pemerintah Iran menunjukkan awan debu membumbung dari dalam tanah sebelum rudal melesat ke langit.
IRGC mengatakan bahwa manuver rudal dari bawah tanah ini merupakan yang pertama kali di dunia.
“Peluncuran rudal balistik yang sukses dari kedalaman bumi dengan cara yang sepenuhnya disamarkan sebagai prestasi penting yang dapat menimbulkan tantangan serius bagi organisasi intelijen musuh,” kata IRGC seperti dikutip di Al Jazeera, Kamis (30/7/2020).
IRGC menyatakan bahwa mereka juga meluncurkan bom dari jet tempur Sukhoi Su-22 untuk menargetkan posisi yang telah ditentukan di Pulau Bani Farur di perairan teritorial Iran.
“Peluncuran ini dilakukan tanpa platform dan peralatan biasa,” kata Kepala Dirgantara IRGC Brigjen Amirali Hajizadeh di stasiun televisi pemerintah.
“Rudal yang terkubur tiba-tiba merobek tanah dan mengenai sasarannya dengan tepat. Ini terjadi untuk pertama kalinya di dunia,” tambahnya.
Peluncuran misil bawah tanah ini terjadi sehari setelah IRGC meledakkan replika kapal induk Amerika Serikat (AS) dengan rudal di dekat Selat Hormuz, sebuah jalur pelayaran vital untuk seperlima dari produksi minyak dunia.
Latihan militer terjadi pada saat ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat.
Militer AS menyatakan manuver itu menyebabkan Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar dan Al Dhafra di Uni Emirat Arab, yang keduanya digunakan pasukan AS, bersiaga tinggi. Militer AS mengatakan peluncuran rudal Teheran tidak bertanggung jawab.
Ada konfrontasi berkala di Teluk dalam beberapa tahun terakhir antara IRGC dan militer AS. Militer Washington menuduh Angkatan Laut Iran mengirim kapal-kapal serangan cepat untuk mengganggu kapal perang AS ketika mereka melewati Selat Hormuz.
Dua negara yang jadi musuh bebuyutan itu hampir dua kali berperang langsung sejak Juni 2019, ketika Iran menembak jatuh pesawat tak berawak AS di Teluk.
Permusuhan mereka semakin dalam setelah jenderal paling terkenal Iran, Qassem Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di dekat bandara Baghdad pada Januari lalu.
Teheran, yang menentang kehadiran AS dan Angkatan Laut Barat lainnya di Teluk, mengadakan latihan perang Angkatan Laut tahunan secara bertahap di jalur perairan strategis, jalur bagi sekitar 30 persen dari semua minyak mentah dan produk minyak lainnya yang diperdagangkan melalui laut. [wip]