(IslamToday ID) – Para demonstran warga Belarusia yang melakukan aksi protes hasil pemilihan presiden (Pilpres) 9 Agustus lalu dilaporkan hilang. Calon presiden (Capres) 2020 dari kubu oposisi, Sergei Tikhanovsky, termasuk di antara mereka yang hilang.
Pemimpin oposisi Svetlana Tikhanovskaya (37) dalam wawancara dengan Politico, mengaku mengkhawatirkan keselamatan para pendukungnya yang hilang. Ia menyebut mereka yang hilang usai ditangkap sebagai tahanan politik di bawah rezim pemimpin otoriter Alexander Lukashenko.
“Yang ingin saya sampaikan adalah banyak orang di Belarusia sekarang menjadi tahanan politik,” katanya dari markasnya di Lituania.
“Mereka hanya berada di penjara tanpa pengadilan, dan mereka berada di sana hanya karena keinginan mereka, saya tidak tahu, untuk berbicara tentang apa yang terjadi di Belarusia, tentang keinginan mereka untuk hidup di negara bebas,” tambahnya, Rabu (2/9/2020).
Tikhanovskaya menjelaskan keberadaan sekitar 70 orang masih belum diketahui, termasuk suaminya yang juga Capres 2020 Sergei Tikhanovsky.
Sedikitnya empat pengunjuk rasa telah ditemukan tewas. “Semua orang telah melihat semua kekerasan yang telah dilakukan pihak berwenang kami, terhadap semua orang yang damai ini,” katanya.
“Dan tidak ada satu kasus pidana pun yang diorganisir untuk menyelidiki ini. Anda tahu kejahatan ini, seolah-olah itu normal. Tidak, ini tidak normal dan kasus-kasus itu harus dibuka terhadap setiap polisi yang memukuli orang-orang ini,” tambahnya.
Puluhan ribu orang bentrok dengan kontingen besar polisi antihuru-hara di Kota Minsk pada akhir pekan selama pekan ketiga demonstrasi.
Tikhanovskaya berjanji gerakan unjuk rasa tidak akan berhenti sampai Lukashenko meletakkan kekuasaannya. “Saya tahu ini tidak akan berhenti. Anda harus mengerti. Kami bangun. Kami tidak akan menerima dia lagi.”
Tikhanovskaya mengaku tidak memiliki keinginan untuk menjadi presiden Belarusia. Ia mengatakan kepada Politico bahwa pembebasan para tahanan dan penggantian komisi pemilihan pusat adalah prioritas utamanya.
“Saya tidak akan terlibat dalam pemilihan baru dan saya tidak memiliki hak untuk berpartisipasi di dalamnya, karena saya berjanji kepada rakyat bahwa saya tidak akan ambil bagian,” katanya. “Misi saya akan berakhir, ketika kita akan mengatur pemilihan ini.”
Tikhanovskaya menambahkan bahwa terserah suaminya untuk memutuskan, apakah dia masih ingin mencalonkan diri sebagai presiden setelah dibebaskan dari penahanan.
Menurutnya, hukuman untuk Lukashenko akan tergantung pada para pemimpin politik asing yang menjatuhkan sanksi terhadap Belarusia, terutama Uni Eropa yang menyoroti tanggung jawab rakyat Belarusia untuk membela kebebasan mereka.
Ia juga mengecam keputusan rezim Lukashenko untuk mencopot kredensial banyak jurnalis asing. Ia berjanji bahwa pasukan oposisi bersedia bernegosiasi untuk mengadakan pemilihan baru yang adil. [wip]