(IslamToday ID) – Emir Kuwait, Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah meninggal dunia di usia 91 tahun.
Kabar tersebut dilaporkan langsung stasiun oleh televisi negara Teluk yang kaya akan minyak itu.
Sebagai pengganti Sheikh Sabah adalah saudaranya, Putra Mahkota Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah. Stasiun televisi negara Kuwait menghentikan programnya dan memotong ayat-ayat Alquran, yang biasanya dilakukan ketika seorang anggota keluarga kerajaan meninggal, sebelum mengumumkan kematian Emir secara resmi kepada rakyat Kuwait.
“Dengan kesedihan dan duka yang luar biasa untuk warga Kuwait, dunia Islam dan Arab serta orang-orang dari negara-negara sahabat, Emiri Diwan berduka atas kematian Sheikh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, emir Kuwait,” kata kantor Emir saat mengkonfirmasi kematiannya seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (29/9/2020).
Kabar meninggalnya Emir Kuwait ini muncul beberapa jam sebelumnya, tetapi dibantah oleh pemerintah, yang bersikeras bahwa kesehatan sosok yang telah berkuasa selama 14 tahun di Kuwait itu dalam kondisi stabil dan dia mendapatkan perawatan yang sesuai anjuran dokter.
Pada bulan Juni, Emir Kuwait menjalani operasi yang tidak ditentukan dan kemudian pergi ke AS untuk perawatan. Ia juga harus dirawat di rumah sakit tahun lalu setelah menderita apa yang oleh pejabat Kuwait digambarkan sebagai “kemunduran” medis.
Sheikh Sabah telah dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat (AS) sejak Juli setelah operasi untuk kondisi yang tidak disebutkan di Kuwait pada bulan yang sama.
Sheikh Sabah membangun hubungan seimbang dengan negara-negara tetangga terbesar Kuwait, memiliki hubungan terdekat dengan Arab Saudi, membangun lagi jaringan dengan bekas penjajah Irak dan tetap membuka dialog dengan Iran.
Ia mencoba menengahi konflik Teluk yang membuat Saudi dan aliansinya memboikot Qatar. Ia juga menggalang bantuan kemanusiaan di Suriah sebagai salah satu prioritas Kuwait.
Duka melanda seluruh penjuru Arab, dan negara-negara di Teluk serta dunia. Kawasan Arab pun mengumumkan masa berkabung.
“Hari ini kita kehilangan saudara besar dan seorang pemimpin yang bijak dan penuh cinta, yang berusaha keras untuk persatuan Arab,” ungkap Raja Yordania, Abdullah dalam posting di Twitter-nya.
Nilai mata uang dinar Kuwait jatuh terhadap dolar AS dan bursa Kuwait merosot menjelang pengumuman resmi meninggalnya Sang Emir. [wip]