(IslamToday ID) – Lembaga State of Global Air merilis data yang benar-benar mengejutkan. Lembaga ini mencatat 500.000 kematian bayi terjadi pada tahun 2019 di seluruh dunia akibat pencemaran udara.
Dikutip dari The Guardian, Rabu (21/10/2020), meskipun bayi-bayi itu berada di dalam ruangan, polusi yang menyebar membuat mereka mengalami berbagai penyakit yang sangat rentan karena usianya masih muda.
Para bayi tersebut terpapar oleh polusi yang dihasilkan oleh bahan bakar padat, seperti arang, kayu, dan kotoran hewan untuk memasak.
Penemuan ini dilaporkan dalam laporan State of Global Air 2020 yang memeriksa data kematian di seluruh dunia. Jumlah kematian bayi paling banyak disumbangkan oleh benua Afrika.
Afrika mencatatkan adanya 236.000 kematian bayi yang terjadi pada tahun 2019 akibat terkena polusi. Kemudian dibawah Afrika ada Asia Selatan dengan jumlah kematian mencapai 186.000 bayi.
Lalu dibawahnya ada Asia Tenggara dan Timur Tengah dengan jumlah kematian hanya 23.000 bayi.
State of Global Air mengaku masih harus memperdalam alasan mengapa polusi bisa membunuh bayi-bayi tersebut.
“Kami tidak sepenuhnya memahami mekanisme apa yang terjadi pada tahap ini.Tetapi ada satu hal yang terjadi, menyebabkan adanya penurunan pertumbuhan bayi itu,” jelas ilmuwan utama dari State of Global Air, Katherine Walker.
Walker menduga bahwa bayi yang lahir dengan berat badan rendah lebih rentan terhadap infeksi yang terjadi pada usia tersebut. Hal ini diperparah dengan paru-paru bayi yang bisa dibilang belum berkembang secara sempurna. [wip]