(IslamToday ID) – Masjid-masjid Turki di Eropa terus menjadi sasaran serangan Islamofobia. Terbaru, sebuah masjid di Kota Zaandam, Belanda diserang pada hari Selasa (10/11/2020) waktu setempat hingga menyebabkan kaca jendela di masjid itu pecah.
“Kami tidak tahu siapa yang melakukan serangan itu, tapi kami khawatir. Kami khawatir cuaca menjadi gelap lebih awal terutama di musim dingin, sehingga siswa kami harus belajar agama di masjid pada malam hari,” kata pengurus masjid, Ismail Genc kepada Anadolu Agency (AA).
Genc mengatakan bahwa mereka belum pernah mengalami hal semacam itu sebelumnya, sebuah kejadian vandalisme yang menimpa masjid.
Ia mengatakan tidak ada kerusakan pada masjid selain kaca jendela yang pecah. Kronologis serangan akan menjadi lebih jelas setelah kamera CCTV diperiksa.
Puluhan masjid telah menjadi sasaran serangan dalam beberapa tahun terakhir di Belanda. Tingkat serangan bervariasi, termasuk percobaan pembakaran dengan bom molotov atau bahan peledak lain. Kemudian juga aksi corat-coret yang mengandung unsur teror atau cibiran rasis di dinding-dinding masjid.
Para pengelola masjid dan komunitas muslim yang sebagian besar adalah individu sayap kanan menuntut tindakan keamanan yang lebih baik dari pemerintah setempat.
Kemudian, sebuah masjid di Kota Duisburg, Jerman juga mendapat surat yang berisi tulisan rasis dan Islamofobia untuk ketiga kalinya. Surat yang dikirim ke Masjid Muradiye itu berisi penghinaan berat terhadap orang Turki dan muslim.
“Kami melaksanakan kegiatan dalam kerangka tanggung jawab sosial dan berusaha memberikan kontribusi kepada masyarakat di Jerman. Belum diketahui siapa pelaku pengirim surat kebencian itu,” kata Ramazan Ceylan, Ketua Administrasi Masjid Muradiye seperti dikutip dari Daily Sabah, Kamis (12/11/2020).
Masjid Muradiye yang dikelola oleh organisasi payung Turki-Muslim DITIB juga mendapat kiriman surat anti-muslim.
Serangan terhadap masjid di Jerman bukanlah hal yang baru. Jerman, negara berpenduduk lebih dari 81 juta jiwa, memiliki populasi muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Perancis. Dari populasi muslim sebesar 4,7 juta jiwa di negara itu, 3 juta di antaranya memiliki akar Turki.
Banyak orang Jerman-Turki adalah keturunan imigran Turki generasi kedua dan ketiga, yang pindah ke negara itu selama tahun 1960-an.
Sentimen anti-muslim dan kebencian terhadap para migran telah tumbuh di Jerman dalam beberapa tahun terakhir. Ini dipicu oleh partai-partai sayap kanan yang mengeksploitasi ketakutan atas krisis pengungsi dan terorisme. [wip]