(IslamToday ID) – Setelah melarang penggunaan jilbab dan cadar, pemerintah sayap kanan Austria bersiap untuk melakukan tindakan keras terhadap ekspresi “politik Islam”.
Kanselir sayap kanan Austria Sebastian Kurz telah mengumumkan serangkaian kebijakan baru yang akan membuat “Islam politik” sebagai pelanggaran pidana.
“Dalam perang melawan politik Islam, kami akan menerapkan tindak pidana agar bisa mengambil tindakan terhadap mereka yang bukan teroris, tetapi telah menciptakan tempat berkembang biak untuk itu (terorisme),” tulis Kurz di Twitter-nya seperti dikutip dari TRTWorld, Jumat (13/11/2020).
Tulisan itu mengejutkan banyak orang. Tindakan keras tersebut tidak mendefinisikan “Islam politik” dan juga tidak menjelaskan sejauh mana praktik kaum uslim sehari-hari yang bisa dikriminalisasi dengan undang-undang baru ini.
“Akan ada kemungkinan lebih lanjut untuk penutupan tempat ibadah, pengenalan daftar imam, simbol, dan undang-undang asosiasi diperketat dan langkah-langkah akan diambil untuk menguras aliran keuangan untuk pendanaan teroris.”
Di masa lalu, Austria telah menutup beberapa masjid yang dianggap politis. Langkah seperti itu dikutuk sebagai refleksi dari gelombang Islamofobia, rasis, dan diskriminatif di negara tersebut.
Farid Hafez, seorang ilmuwan politik Austria di Departemen Ilmu Politik dan Sosiologi di Universitas Salzburg mengutuk tindakan terbaru yang diambil oleh pemerintah Kurz.
“Ini adalah langkah terbaru pemerintah untuk menghancurkan masyarakat sipil muslim dan mengirimkan pesan bahwa tidak ada yang aman,” kata Hafez.
“Menjadikan Islam politik sebagai pelanggaran kriminal akan membuka pintu untuk setiap tindakan keras di masa depan, terutama aktivis muslim,” tambahnya.
Awal bulan ini, seorang pria bersenjata berusia 20 tahun yang pernah mencoba bergabung dengan ISIS, menyerang beberapa warga sipil di Wina. Ini mengakibatkan empat orang tewas kematian.
Serangan itu dikecam habis-habisan oleh kelompok muslim. Dua orang Austria-Turki membantu seorang petugas polisi yang terluka saat serangan itu, kemudian membawanya ke tempat aman.
Rencana terbaru Kurz tidak menunjukkan upaya untuk mencegah serangan secara individu. Hal itu juga mengancam menstigmatisasi masyarakat muslim yang lebih luas.
Seorang jurnalis Austria lokal mengkritik langkah tersebut sebagai ancaman terhadap kebebasan dasar.
“Apakah kita benar-benar ingin hidup dalam masyarakat di mana para ahli dan pemerintah memutuskan siapa yang dipenjara seumur hidup karena berdasarkan kecurigaan semata? katanya.
Wartawan, Michael Bonvalot mempertanyakan apakah undang-undang tentang “politik Kristen” juga telah direncanakan? Menurutnya, tindakan pemerintah saat ini adalah “rasisme populis”. [wip]