(IslamToday ID) – Sejumlah roket yang ditembakkan dari wilayah Tigray, Ethiopia dilaporkan menghantam ibukota negara Eritrea, Asmara.
Hujan roket itu disebut diluncurkan oleh kelompok pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). “Dari laporan-laporan yang kami dapat, beberapa roket jatuh di dekat bandara di ibukota Eritrea, Asmara,” kata seorang diplomat yang enggan disebut namanya, Ahad (15/11/2020).
Tigray merupakan wilayah bergejolak di utara Ethiopia yang berbatasan langsung dengan Eritrea yang dikuasai oleh TPLF. Sejak 1991, TPLF masuk ke dalam daftar teroris global (Global Terrorism Database).
Hujan roket itu berlangsung setelah anggota senior TPLF, Getachew Reda mengancam akan melakukan serangan rudal ke Asmara dan kota pelabuhan Eritrea, Massawa pada hari Sabtu (14/11/2020) pagi.
TPLF menuduh pemerintahan Abiy Ahmed meminta dukungan militer Eritrea, suatu hal yang dibantah pemerintah Ethiopia.
Serangan roket itu memicu kekhawatiran sejumlah pihak bahwa konflik internal Ethiopia mulai meluas ke luar perbatasan.
Perdana Menteri (PM) Ethiopia Abiy Ahmed telah memerintahkan operasi militer di Tigray pada 4 November lalu menyusul eskalasi bentrokan antara aparat pemerintah dengan TPLF.
Ratusan orang dilaporkan tewas dalam konflik sipil di Ethiopia, negara dengan penduduk terpadat kedua di Afrika selama ini.
Ribuan orang dilaporkan telah mengungsi dari medan pertempuran ke beberapa negara tetangga seperti Sudan.
Dikutip dari AFP, tidak jelas berapa roket yang ditembakkan. Belum jelas juga dari wilayah Tigray mana roket-roket itu ditembakkan, serta kerusakan yang ditimbulkan.
Stasiun radio diaspora Ethiopia, Erena yang berbasis di Paris, menyampaikan simpati terhadap insiden itu. Mengutip kesaksian penduduk Asmara, Erena melaporkan setidaknya ada total empat ledakan yang terdengar di ibukota tersebut.
Hingga kini belum ada tanggapan dari pemerintah Eritrea atau TPLF.
TPLF mendominasi politik Ethiopia selama lebih dari dua dekade. Saat itu, pemerintah Ethiopia berperang dengan Eritrea antara 1998-2000 hingga menewaskan puluhan ribu orang.
Sementara itu, PM Abiy mulai berkuasa pada 2018. Ia memenangkan hadiah Nobel Perdamaian pada 2019 atas upayanya memulai pemulihan hubungan Ethiopia dengan Eritrea. [wip]