ISLAMTODAY ID — Dalam laporan Reuters Kamis (26/11/2020) berjudul “Indonesia builds sovereign fund with daring design”, jurnalis agaknya meragukan program dana abadi atau Sovereign Wealth Fund (SWF) akan berjalan mulus, bahkan tak sedikit tantangan dan permasalahan yang perlu segera dibenahi.
Tiru Model SWF Singapura dan India
Indonesia mempertaruhkan negaranya untuk investasi. Perusahaan internasional dan sejumlah negara Teluk Arab sedang dibujuk untuk berinvestasi ke dana abadi atau Sovereign Wealth Fund (SWF).
Dana SWF pemerintah Indonesia ini ditujukan untuk menyokong asset-aset negara dan proyek infrastruktur serta proyek guna membuka lapangan kerja.
Bentuk model Dana SWF Indonesia ini merupakan gabungan dari model yang ada di Singapura dan India. Hal ini merupakan upaya ambisius untuk membiayai proyek pembangunan Presiden Joko Widodo, tetapi juga menghadapi Batasan-batasan terkait berapa banyak dana asing yang akan digelontorkan.
Inisiatif Jakarta ini memberikan sinyal langkah ‘balik-arah’ dari model dana investasi nasional sebelumnya.
Mereka awalnya didirikan oleh para eksportir komoditas seperti Norwegia dan Kuwait atau negara dengan neraca perekonomian “surplus” seperti China, dan berusaha untuk menggelontorkan investasi dana ke luar negeri dan akan menuai hasilnya saat menghadapi situasi tak terduga/memburuk.
Baru-baru ini, negara-negara berkembang mencoba menarik dana asing dengan tujuan menyokong anggaran belanja sejumlah proyek infrastruktur ambisius.
Otoritas Investasi Indonesia yang direncanakan akan dimulai dengan dana senilai $ 5 miliar dollar dana APBN serta sejumlah asset dan dana dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Model semacam ini menjadikan SWF Indonesia mirip dengan model Singapura yakni Temasek. Model semacam ini bergantung pada kepemilikan saham pemerintah dan portofolionya mencakup “Singapore Telecommunications” dan Bank paling prestisius di Singapura seperti DBS.
Langkah semacam ini turut menuau pujian karena model pengelolaan asset dilakukan secara komersial, bukan bersifat politis.
Indonesia juga akan mencoba mengumpulkan dana senilai $ 15 miliar dolla di tempat lain. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kepada Reuters bahwa investor asing akan dapat menyuntikkan dana ke dana induk dan industri khusus.
Dana Investasi & Infrastruktur Nasional India telah melakukan hal serupa: Otoritas Investasi Abu Dhabi, Temasek, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan dana pensiun terbesar Australia semuanya juga turut berkontribusi.
Desain hibrida (Singapura-India) ini tersebut mencerminkan ambisi Jokowi dalam proyek pembangunan yang disokong oleh negara dan didanai keuangan publik yang lebih ketat.
Target defisit APBN 2021 Indonesia adalah 5,7% dari PDB negara itu sekitar $ 1 triliun dollar. Proyek infrastruktur Jokowi berkisar dari jaringan Metro Jakarta yang lebih praktis hingga rencana yang begitu ambisius untuk membangun ibukota baru di Kalimantan.
Waspada Skandal Dana SWF
Apa yang terdengar masuk akal mungkin sulit untuk dipraktikkan. Biaya penyimpangan tata Kelola anggaran negara dan campur tangan politik akan menjadi permasalahan yang harus dihadapi. Misalnya belajar dari kasus skandal pencucian uang dana negara senilai 1MDB Malaysia oleh Mantan Perdana Menteri Najib Razak.
Sementara itu, India mendirikan skema SWF “NIIF” dengan 49% milik pemerintah pada lima tahun lalu ironisnya hanya mampu mengelola $ 4,3 miliar dollar saja.
Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia hanya dapat berharap untuk mengambil dana dari rekan-rekan terdekatnya saja.[Res/IZ]