ISLAMTODAY — Selalu ada keajaiban ditengah persoalan, kiasan ini tidaklah omong kosong belaka terbukti di tengah krisis ekonomi yang menggila di lebanon ada secercah harapan perubahan, hari ini mobil listrik buatan Lebanon telah memulai debutnya.
Pertama kalinya negara Mediterania itu memproduksi mobil dan yang mengejutkan adalah ini mobil listrik, padahal lebanon tengah berjuang di tengah krisis ekonomi yang mengerikan dengan seringnya pemadaman listrik.
Mobil sport merah – bernama “Quds Rise”, menggunakan nama Al-Quds di palestina – merupakan proyek pengusaha berdarah Palestina kelahiran Libanon, Jihad Mohammad.
Ini adalah “mobil pertama yang dibuat secara lokal,” kata Mohammad kepada wartawan pada hari Sabtu, pada launching mobil listriknya.
Prototipe Mobil listrik itu dibangun di Lebanon “dari awal sampai akhir”. Desiain mobil itu merupakan bentuk penghormatan Mohammad atas Palestina dan Al Quds.
Bumper depan mobil itu terpampang jelas logo Kubah Emas Al Quds, tempat suci di kompleks Masjid Al-Aqsa Yerusalem, situs tersuci ketiga umat Islam.
Bersaing di Pasar Global
Mohammad mentargetkan mobil ini dapat diproduksi hingga 10.000 kendaraan pertahun dan diharapkan dapat memulai produksi masal akhir tahun ini di Libanon.
Dia mengatakan tujuan jangka panjangnya adalah bersaing di pasar internasional untuk mobil hibrida dan listrik, serta melakukan penjualan di Libanon.
Mohammad mengatakan tujuan jangka panjangnya adalah bersaing di pasar internasional untuk mobil hibrida dan listrik, serta melakukan penjualan di Lebanon.
Mobil listrik ini dibandrol dengan harga 30.000 dollar AS atau setara 435,9 juta rupiah.
Mohammad, Direktur perusahaan EV Electra yang berbasis di Lebanon mengatakan dia telah mendirikan perusahaan itu empat tahun lalu setelah bertahun-tahun bekerja di luar negeri, saat ini Ia telah mempekerjakan 300 anggota staf perusahaan termasuk para insinyur dari libanon dan palestina.
Mohammad adalah sosok yang dapat kita katakan sosok yang sama “gila”-nya dengan Tesla atau bahkan lebih, hal ini karena mobil listrik Mohammad dibangun di tengah krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade sejarah lebanon. Bahkan masalah pelistrikan adalah salah satu faktor yang tak dapat di selesaikan di lebanon hari ini.
Namun, krisis ini tak mematahkan semangat Mohammad untuk melanjutkan proyek impiannya tersebut.
Bertekad Bangun 100 Stasiun Isi Ulang
Krisis ekonomi sejak akhir 2019 telah menjerumuskan lebih dari separuh penduduk libanon ke dalam kemiskinan.
Tetapi Mohammad mengatakan pembeli potensial Lebanon akan ditawarkan kesempatan untuk membayar setengah dari mobil listrik baru dalam dolar, dan sisanya dibayar dalam pound Libanon dengan nilai tukar yang lebih baik, dan perlu dicermati pembayaran dapat dilakukan selama lima tahun tanpa bunga.
Libanon yang juga bergantung pada bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik, sudah tidak dapat mencukupi listrik untuk populasi sekitar enam juta jiwa yang mengalami pemadaman listrik setiap hari.
Hal inilah yang membuat perusahaan mohammad berencana mendirikan sekitar 100 stasiun pengisian ulang di seluruh negeri yang terhubung ke generator.
Stasiun pengisian ulang listrik akan dipicu oleh pembangkit listrik tenaga surya dan angin, kata Jihad Mohammad.
Analis energi independen, Jessica Obeid menyambut baik inovasi tersebut, “jika kendaraan listrik memiliki stasiun pengisian tenaga surya, maka ini akan menjadi langkah yang tepat”.
Penulis: Syeh Adni