ISLAMTODAY ID—Pertempuran di Muse adalah yang terbaru yang melanda Myanmar sejak kudeta menyebabkan meningkatnya konflik dengan kelompok pemberontak di wilayah perbatasan, serta pemboman, penembakan dan pembakaran di seluruh negeri.
Wilayah Muse merupakan salah satu titik perbatasan utama ke China.
Baku tembak meletus antara junta Myanmar dan aliansi kelompok etnis bersenjata yang menentang kudeta Februari, di sebuah kota di perbatasan dengan China,seperti dilansir dari TRTWorld, Ahad (23/5).
Tembakan terjadi di Muse sekitar fajar, ujar penyiar DVB dan Khit Thit Media.
Khit Thit Media menerbitkan gambar-gambar yang dikatakan sebagai kendaraan sipil yang dibumbui lubang peluru.
Tidak ada laporan tentang korban jiwa.
Reuters tidak dapat menghubungi junta atau juru bicara empat kelompok etnis bersenjata yang
membentuk Aliansi Utara (Northern Alliance).
Pemberontakan Lumpuhkan Sistem
Salah satu kelompok dalam aliansi itu, Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) menyerang sebuah pos militer di barat laut Myanmar pada hari Sabtu (22/5).
Lokasi penyerangan berada hampir 320 km dari Muse dan lebih dekat ke perbatasan India di sisi lain negara itu .
Junta melawan semakin banyak konflik sejak merebut kekuasaan pada 1 Februari dan menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Kelompok etnis bersenjata, yang telah berperang selama beberapa dekade untuk menuntut otonomi yang lebih besar, bergabung dengan kelompok-kelompok baru yang menentang kudeta.
Protes dilakukan setiap hari melawan kekuasaan militer.
Sementara itu, pemogokan telah melumpuhkan rumah sakit, sekolah, dan banyak bisnis swasta.
Lebih dari 800 orang tewas, hampir 4.300 orang ditangkap
Lebih dari 125.000 guru sekolah – hampir sepertiga dari total – telah diskors karena bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil untuk menentang kudeta, ujar seorang pejabat Federasi Guru Myanmar.
Setidaknya 815 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta tersebut, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
Junta membantah tokoh itu dan pemimpinnya, Min Aung Hlaing, mengatakan dalam komentar yang disiarkan pada hari Sabtu (22/5) bahwa 300 orang telah tewas selain 47 polisi.
Para pengunjuk rasa juga menuntut pembebasan hampir 4.300 orang yang telah ditangkap sejak kudeta, termasuk Suu Kyi, 75 tahun.
Min Aung Hlaing berkata Suu Kyi sehat dan akan segera hadir di pengadilan. Sidang berikutnya pada hari Senin (24/5) atas beberapa dari banyak dakwaan yang diajukan terhadapnya.
Diketahui, dakwaan tersebut berkisar dari kepemilikan radio walkie-talkie secara ilegal hingga melanggar undang-undang rahasia negara.
Tentara merebut kekuasaan dengan alasan dugaan kecurangan dalam pemilihan umum yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi pada November lalu. Tuduhannya telah dibantah oleh mantan KPU, yang puluhan pejabatnya kini dikurung.
(Resa/TRTWorld/DVB/Khit Thit Media)