ISLAMTODAY ID-Dalam sebuah pernyataan bersama, Rusia, Iran, dan Turki telah mengutuk Israel atas “serangan militernya di Suriah yang melanggar hukum internasional,”
Pernyataan tersebut muncul ketika negara-negara tersebut melanjutkan diskusi pada putaran ke-16 pembicaraan Proses Astana.
Untuk diketahui, pernyataan yang dirilis pada hari Kamis (8/7).
Lebih lanjut, ketiganya mengutuk Israel karena terus melakukan serangan udara di Suriah, meskipun tindakan tersebut membahayakan stabilitas dan keamanan di wilayah tersebut.
“Kami mengutuk serangan militer Israel yang terus menerus di Suriah, yang melanggar hukum internasional, hukum humaniter internasional, kedaulatan Suriah, dan negara-negara tetangga,” ungkap pernyataan tersebut, seperti dilansir dari RT, Kamis (8/7).
Ketiga negara tersebut bertemu di ibukota Kazakhstan untuk putaran ke-16 pembicaraan Proses Astana.
Pembicaraan tersebut telah diadakan sejak tahun 2017 dengan tujuan menemukan solusi untuk mengakhiri konflik di Suriah dan mengamankan masa depan yang damai bagi negara tersebut. Putaran terakhir berfokus pada situasi sosial dan ekonomi di lapangan di Suriah, termasuk upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan jika memungkinkan.
Utusan khusus Rusia untuk Suriah, Alexander Lavrentiev, mengatakan menjelang pertemuan bahwa “proses politik di Suriah akan ditangani secara komprehensif”, menyoroti pekerjaan yang dilakukan oleh Komite Konstitusi Suriah untuk “mencapai stabilitas” dan “mengembangkan ekonominya”.
Selain tiga negara yang memimpin pembicaraan, hadir pula perwakilan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yordania, Lebanon, dan Irak, setelah pembicaraan tertunda di tengah pandemi Covid-19.
Pembicaraan Proses Astana pertama kali diadakan pada Januari 2017, memungkinkan untuk memfasilitasi pembicaraan damai seperti yang disahkan oleh PBB pada Desember 2015.
Selain itu, peta jalan menuju perdamaian di Suriah telah didukung oleh Liga Arab, Uni Eropa, Turki dan kelima permanen anggota Dewan Keamanan PBB.
(Resa/RT)