ISLAMTODAY ID-Serangan di Mercer Street adalah serangan fatal pertama yang diketahui pada pengiriman komersial di kawasan itu setelah bertahun-tahun ketegangan atas kesepakatan nuklir yang compang-camping antara negara-negara barat dan Iran.
Lebih lanjut, Inggris dan Iran telah mengeluarkan peringatan kepada diplomat masing-masing ketika ketegangan meningkat atas serangan baru-baru ini terhadap sebuah kapal tanker minyak di Laut Arab.
Iran mengatakan pada hari Senin (2/8) bahwa pihaknya akan segera menanggapi setiap ancaman terhadap keamanannya, setelah Amerika Serikat, Israel dan Inggris menyalahkan Teheran atas serangan terhadap sebuah kapal tanker yang dikelola Israel di lepas pantai Oman.
Teheran telah membantah terlibat dalam serangan pada hari Kamis (29/8) di mana dua anggota awak tewas, seorang Inggris dan seorang Rumania.
Sementara itu, Amerika Serikat dan Inggris mengatakan pada hari Ahad (1/8) bahwa mereka akan bekerja dengan sekutu mereka untuk menanggapi serangan di Mercer Street, sebuah kapal tanker produk minyak milik Jepang berbendera Liberia yang dikelola oleh Zodiac Maritime milik Israel.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menggambarkan insiden itu sebagai serangan jelas yang tidak dapat diterima dan keterlaluan terhadap pengiriman komersial.
“Iran harus menghadapi konsekuensi dari apa yang telah mereka lakukan,” ujar Johnson kepada wartawan, Senin (2/8), seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (2/8).
Selain itu, Inggris memanggil duta besar Iran pada hari Senin (2/8).
Kemudian, Iran memanggil Kuasa Usaha Inggris dan utusan utama Rumania di Teheran atas “tuduhan negara mereka terhadap Republik Islam”, kantor berita semi-resmi Iran Fars melaporkan.
“Iran tidak ragu-ragu dalam melindungi keamanan dan kepentingan nasionalnya dan akan segera menanggapi setiap petualangan yang mungkin terjadi,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Teheran Saeed Khatibzadeh seperti dikutip TV pemerintah Iran, Senin.
Kementerian menambahkan bahwa ini bukan pertama kalinya Inggris membuat tuduhan terhadap Iran tanpa memberikan bukti.
Angkatan Laut AS, yang mengawal kapal tanker dengan kapal induk USS Ronald Reagan, mengatakan pada hari Sabtu (31/8) bahwa indikasi awal “dengan jelas menunjuk” ke serangan pesawat tak berawak.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menuduh Teheran “mencoba mengelak dari tanggung jawab” atas serangan itu, dan menyebut penolakannya “pengecut”.
Menteri luar negeri Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa insiden itu pantas mendapat tanggapan keras.
Seorang pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Iran Nournews sebelumnya bahwa Teheran menganggap “ancaman pejabat Barat dan rezim Zionis (Israel) lebih merupakan isyarat propaganda”.
“Dan Washington dan London akan bertanggung jawab langsung atas konsekuensinya,” ujar pejabat itu kepada Nournews, yang dekat dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Untuk diketahui, Iran dan Israel telah bertukar tuduhan melakukan serangan terhadap kapal masing-masing dalam beberapa bulan terakhir.
Ketegangan meningkat antara kedua negara sejak tahun 2018, ketika presiden AS saat itu Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan enam kekuatan dunia dan menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.
Israel telah menyuarakan keprihatinan tentang upaya Iran dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk menghidupkan kembali pakta nuklir, di mana Iran mengekang kerja nuklirnya yang sensitif dengan imbalan pencabutan sanksi.
(Resa/TRTWorld)