ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Nicole Hao melalui The Epoch Times dengan judul As Kabul Collapses, China Holds Assault Drills Near Southern Taiwan.
China melakukan latihan penyerangan di dekat Taiwan pada 17 Agustus lalu.
Latihan ini menggunakan jet tempur, pesawat anti-kapal selam, dan kapal tempur yang berlatih di barat daya dan tenggara pulau itu dalam apa yang dikatakan angkatan bersenjata negara itu sebagai tanggapan terhadap “gangguan eksternal.”
Dalam sebuah pernyataan singkat yang dirilis pada hari Selasa (17/8), Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan latihan tersebut “menggunakan pasukan yang sebenarnya,” dan “provokasi AS-Taiwan baru-baru ini … sangat melanggar perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.”
Untuk diketahui, Taiwan merupakan negara merdeka de facto tetapi diklaim oleh rezim Tiongkok sebagai miliknya.
Lebih lanjut, Taiwan telah mengeluhkan latihan militer Tiongkok berulang kali di sekitarnya dalam dua tahun terakhir atau lebih, sebagai bagian dari kampanye tekanan untuk memaksa pulau itu menerima kedaulatan Cina.
Latihan penyerangan ini berbeda dari latihan rutin oleh PLA.
Latihan hari Selasa (17/8) diadakan di dekat perairan barat daya dan tenggara Taiwan, baik di Laut Cina Selatan dan Laut Filipina, dan Selat Bashi yang menghubungkan kedua laut, menurut pernyataan PLA.
“Sangat istimewa dan jarang PLA melakukan latihan militer di kedua laut. Dalam arti militer, PLA ingin menunjukkan bahwa mereka dapat memotong jalur transportasi Angkatan Laut AS melalui Selat Bashi ke Laut Cina Selatan [dari Laut Filipina],” ujar Su Tzu-yun, direktur Divisi Strategi dan Sumber Daya Pertahanan dari Institute for National Defense and Security Research di Taiwan kepada The Epoch Times pada 17 Agustus.
“[Latihan tersebut] memang merupakan ancaman bagi Taiwan,” ungkap Tzu-yun seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (18/8).
Latihan Penyerangan
PLA tiba-tiba mengumumkan latihan itu tetapi tidak memberikan perincian.
Pihak Taiwan memantau dengan cermat latihan tersebut dan merilis informasi terkait.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan di situs resminya bahwa 11 pesawat PLA memasuki zona pertahanan udara Taiwan pada hari Selasa (17/8),
Ke-11 pesawat tersebut termasuk 6 pesawat tempur J-16, 2 pembom H-6K, satu pesawat anti-kapal selam Y-8Q, satu jammer jarak jauh Y-8G, satu pesawat peringatan dini dan kontrol udara KJ-500.
Sementara itu, kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah sepenuhnya memahami dan menilai situasi di laut dan udara, “dan siap untuk berbagai tanggapan.”
‘Provokasi’
Kongres Amerika Serikat memberlakukan Undang-Undang Hubungan Taiwan pada 10 April 1979 untuk mendukung Taiwan dalam menghormati Beijing.
“Provokasi” yang diklaim PLA dalam pernyataannya pada 17 Agustus mungkin termasuk pertemuan yang diadakan minggu lalu, di mana petugas dari penjaga pantai AS dan Taiwan membahas peningkatan kerja sama dan komunikasi.
Pada 4 Agustus, Departemen Luar Negeri AS menyetujui penjualan peralatan militer senilai USD750 juta ke Taiwan.
Untuk diketahui, peralatan militer ini mencakup 40 howitzer self-propelled, 20 kendaraan pendukung amunisi artileri lapangan, dan peralatan lainnya.
Ini juga membuat Beijing marah.
(Resa/The Epoch Times/ZeroHedge)