ISLAMTODAY ID-Krisis hubungan Paris dan Washington serius, tidak berakhir setelah dialog antara kedua negara dilanjutkan, ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian.
“Pada tahap ini, saya dapat mengatakan bahwa krisis yang kita alami sekarang ini serius. Ini tidak berakhir hanya karena dialog telah dilanjutkan. Itu akan terus berlanjut, dan untuk keluar darinya, diperlukan tindakan serius, bukan kata-kata,” ujar Le Drian pada pertemuan Komisi Senat Prancis untuk Urusan Internasional, seperti dilansir dari Sputniknews, Kamis (30/9).
Paris juga perlu mempertimbangkan kembali hubungannya dengan London, karena telah melanggar kewajibannya, ujar Le Drian.
“Di sini [dalam hubungan dengan Inggris] kita juga perlu melanjutkan untuk meninjau hubungan kita. London harus tahu bahwa itu telah melanggar kewajibannya, termasuk berdasarkan perjanjian perdagangan dan kerja sama.”
Krisis dalam hubungan antara Paris dan Washington seharusnya tidak mempertanyakan misi utama pertahanan kolektif NATO, ungkap Le Drian.
“Mengenai konteks politik, bagi saya tampaknya tidak pada tempatnya untuk mengingatkan Anda bahwa misi utama NATO adalah pertahanan kolektif kita. … Amerika Serikat memainkan peran penting dalam aliansi, dan krisis yang kita alami saat ini tidak akan mempertanyakan misi utama ini.”
Dia ingat bahwa Prancis telah memprakarsai revisi konsep strategis NATO untuk KTT Madrid.
Le Drian juga menyerukan tinjauan menyeluruh atas kerja sama dengan Australia setelah keputusannya untuk menarik diri dari perjanjian kapal selam.
“Di Australia, erosi kepercayaan ini membutuhkan tinjauan menyeluruh atas kerja sama kami,” ujar Le Drian pada pertemuan Komite Urusan Luar Negeri Senat Prancis.
Dia mencatat bahwa konsultasi dengan duta besar Prancis yang ditarik dari Canberra terus berlanjut.
“Duta besar kami untuk Australia akan kembali [ke Canberra], tetapi untuk saat ini kami melanjutkan konsultasi dengannya, yang memungkinkan kami untuk mengklarifikasi perkembangan hubungan kami,” tegas menteri.
Pada 15 September, AS, Inggris, dan Australia mengumumkan pembuatan pakta trilateral baru yang disebut AUKUS yang akan memungkinkan Canberra membangun armada baru kapal selam bertenaga nuklir menggunakan teknologi Amerika dan Inggris.
Akibatnya, Prancis kehilangan kesepakatan senilai USD66 miliar untuk kapal selam bertenaga konvensional dengan Australia.
(Resa/Sputniknews)