ISLAMTODAY ID-Puluhan pemukim Israel serbu Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur yang diduduki pada hari Selasa (5/10).
Hal tersebut dianggap warga Palestina sebagai sebuah langkah yang dianggap “provokatif”.
Media lokal melaporkan bahwa 70 atau lebih pemukim memasuki al-Aqsa melalui Gerbang Maroko di sisi barat kompleks.
Untuk diketahui, Gerbang Maroko di sisi barat telah dikendalikan oleh otoritas Israel sejak awal pendudukan Yerusalem Timur dan Tepi Barat pada tahun 1967.
Wakaf Islam Yerusalem telah berulang kali menggambarkan tur pemukim sebagai “provokatif” dan mengatakan bahwa jamaah Palestina dan penjaga di Masjid al-Aqsa merasa tidak nyaman dengan kehadiran polisi Israel dan pemukim di situs suci Muslim.
“Pada bulan September, hampir 6.117 pemukim Israel masuk ke kompleks selama hari libur Yahudi di Rosh Hashanah, Yom Kippur dan Sukkot,” ungkap laporan pemantauan oleh Badan Nasional Palestina (Wafa), seperti dilansir dari MEE, Selasa (5/10).
Terlepas dari kesepakatan bersama yang sudah berlangsung lama antara Israel dan Yordania, aktivis sayap kanan Israel telah berulang kali mendorong peningkatan kehadiran Yahudi di al-Aqsa.
Beberapa aktivis sayap kanan Israel telah mengadvokasi penghancuran kompleks Masjid al-Aqsa untuk membuka jalan bagi Kuil Ketiga.
Sementara itu, aktivis Israel lainnya ingin merebut wilayah timur kompleks, yang dikenal sebagai Gerbang al-Rahmeh.
Mereka ingin mengubahnya menjadi tempat ibadah eksklusif Yahudi yang dapat diakses melalui gerbang kuno di tembok timur Kota Tua.
Di sisi lain, Muslim dan Kristen Palestina tidak berusaha untuk berdoa di Western Wall Plaza, situs paling suci dalam Yudaisme di sebelah timur Masjid Al-Aqsa.
Akses mereka ke situs harus melalui pemeriksaan keamanan yang ketat.
Penyerangan
Masjid al-Aqsa adalah salah satu titik nyala kekerasan pada bulan Mei lalu.
Pasukan Israel menyerbu situs itu di bulan Ramadhan dan menyerang jamaah Palestina, menembakkan peluru berlapis karet dan gas air mata ke arah mereka.
Pada puncak wabah Covid-19, pada awal 2020 kompleks ditutup sama sekali selama 69 hari, akhirnya dibuka kembali pada 31 Mei.
Selama penutupan, otoritas Israel masih mengizinkan pemukim untuk melakukan tur dan memasuki situs tersebut.
Pemukim yang didukung oleh pasukan Israel secara teratur masuk ke Masjid al-Aqsha untuk berkeliling di sekitar Dome of the Rock, sebuah masjid yang dibangun pada abad ke-7 oleh kekhalifahan Umayyah di Gunung Moriah dan melakukan sholat di situs tersebut.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Arab-Israel tahun 1967.
Pendudukan ini mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh mayoritas masyarakat internasional.
Kota Tua Yerusalem dan kompleks al-Aqsa tetap menjadi komponen paling sensitif dari konflik Israel-Palestina.
(Resa/MEE)