ISLAMTODAY ID-Gambar-gambar yang diterbitkan di media lokal menunjukkan pilar-pilar asap mengepul ke langit dari kota Thantlang yang bergolak di negara bagian Chin barat.
Pasukan Myanmar telah menembaki sebuah kota barat yang bergolak, dengan kebakaran berikutnya menghancurkan puluhan rumah, serta kantor amal Save the Children.
Pasukan Junta menembaki kota Thantlang di negara bagian Chin barat setelah konfrontasi dengan pasukan pertahanan diri setempat, menurut media setempat.
Seorang penduduk Thantlang yang melarikan diri dari kota setelah bentrokan sebelumnya mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa penembakan dimulai setelah anggota pasukan lokal menangkap seorang tentara.
“Segera setelah itu terjadi, artileri berat ditembakkan,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa dia telah mendengar antara 80 dan 100 rumah telah hancur, seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (30/10).
“Kami tidak tahu apakah rumah-rumah dibakar setelah terkena artileri atau mereka membakar rumah-rumah.”
Kehancuran Meluas
“Kami… bahkan tidak tahu harus berkata apa,” ujar seorang wanita yang masih tinggal di kota yang dihubungi AFP, yang mengatakan rumahnya telah dihancurkan, sebelum menutup telepon.
Gambar yang diterbitkan di media lokal menunjukkan pilar asap mengepul ke langit dari kota yang bertengger di tengah perbukitan hijau.
Laporan dari daerah terpencil tidak dapat diverifikasi secara independen.
“Setidaknya 100 bangunan diperkirakan telah hancur sejauh ini oleh kebakaran … yang dilaporkan terjadi sekitar pukul 11:00 pagi setelah penggunaan senjata berat,” ungkap Save the Children dalam sebuah pernyataan.
“Api terus mengoyak kota dan tidak ada petugas pemadam kebakaran yang tersedia untuk mengendalikan kobaran api,” ungkapnya, seraya menambahkan salah satu kantornya telah rusak.
Sebagian besar dari 7.500 penduduk Thantlang meninggalkan kota selama bentrokan bulan lalu, dengan banyak yang melarikan diri melintasi perbatasan ke India.
Pada Mei, pasukan pemerintah menggunakan artileri untuk mengusir pemberontak dari kota Mindat di bagian selatan negara bagian Chin, dan kemudian memutus pasokan airnya, menurut juru bicara kelompok pemberontak setempat.
Negara Asia Tenggara itu berada dalam kekacauan sejak kudeta pada Februari, dengan lebih dari 1.200 orang tewas dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, menurut kelompok pemantau lokal.
Di seluruh Myanmar, “pasukan bela diri” bermunculan untuk menghadapi junta, meningkatkan serangan dan pembalasan berdarah.
(Resa/TRTWorld/AFP)