ISLAMTODAY —NATO telah mencapai ke depan pintu perbatasan Rusia.
Hal itu karena NATO akan segera meresmikan Ukraina sebagai anggota baru NATO, yang bertujuan untuk bergerak lebih dekat ke Moskow.
Selain itu ada upaya NATO untuk menggulingkan Lukashenko Presiden Belarusia yang pro-Rusia yang akan diganti pemimpin yang lebih pro-Barat.
Langkah ini bila berhasil maka akan membuka pintu Belarus untuk NATO sehingga dapat mengepung Rusia.
Namun Presiden Rusia Vladmir Putin dan Kremlin secara keseluruhan, tentu saja, tidak akan pernah mengizinkan langkah seperti itu.
Bahkan langkah NATO bukan hanya mengepung Rusia dari berbagai negara di perbatasan, namun juga dalam hal diplomasi dimana NATO melakukan tekanan yang meningkat untuk membubarkan lima anggota Dewan Keamanan PBB, sehingga Rusia akan kesulitan dalam melakukan upaya diplomasi di PBB.
Namun Presiden Putin memperingatkan pada 21 Oktober 2021: “Jika kita menghapus hak veto anggota tetap, PBB akan mati pada hari yang sama – itu akan berubah menjadi Liga Bangsa-Bangsa. Itu hanya akan menjadi platform diskusi”.
NATO mungkin berpikir dapat mengambil alih peran Dewan Keamanan PBB, semua demi kepentingan Barat melemahkan Rusia.
Akan tetapi langkah NATO ini akan sangat berbahaya bagi Eropa dan dunia karena upaya konfrontasi terbuka ini akan dapat menyebabkan konflik perang nuklir yang sangat berbahaya.
Seperti yang dianalisis RT dengan tepat pada 25 Oktober 2021
“Rencana baru NATO untuk melawan Rusia di laut, langit, dan di luar angkasa dapat menjadi bumerang, memicu konflik nuklir yang membawa bencana. Strategi baru NATO untuk melawan Rusia di seluruh Eropa – dari Baltik hingga Laut Hitam – telah disetujui.”
Namun pendapat ini ditentang oleh Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer.
Ia menyebut NATO menegaskan bahwa strategi lintas benua ini hanya akan melayani tujuan defensif dan NATO tentunya tidak percaya bahwa serangan Rusia akan terjadi.
Dengan kata lain, NATO menyajikan inisiatif ini sebagai tindakan guna mempersiapkan skenario terburuk yang bisa dibayangkan, sambil membantu menghindarinya menjadi kenyataan dengan pencegahan.
Argumen “pencegahan” disini nampaknya tidak benar-benar dilakukan NATO bila melihat agresifitas militer NATO di perbatasan Rusia.
Untuk Rusia, ekspansi NATO ke arah timur telah menjadi masalah sejak awal 1990-an, sejak janji NATO yang tidak akan berkembang sedikit pun ke arah timur.
Tetapi kenyataannya janji itu tak pernah ditepati dimana saat ini NATO terus berkembang ke arah Timur hingga bahkan mengepung Rusia.
Saat ini dengan kepungan NATO di perbatasan membuat Rusia terus mengembangkan sistem pertahanan yang lebih efisien dan lebih kuat dan lebih cepat daripada NATO.
Selain itu kerjasama Rusia-China juga semakin erat sehingga membuat NATO khawatir dan bahkan ketakutan bila kedua negara itu terus memperkuat hubungannya di berbagai bidang seperti militer, ekonomi dan lain-lain.
Dimana tentunya NATO akan kesulitan melawan persenjataan mutakhir Rusia dan China.