ISLAMTODAY ID-Rusia dapat dipaksa untuk mengerahkan rudal nuklir jarak menengah di wilayah Eropanya sebagai tanggapan atas apa yang dilihatnya sebagai rencana NATO untuk meningkatkan kehadiran senjata atom di benua itu, klaim seorang diplomat top.
Dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti pada hari Senin (13/12), Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov bersikeras bahwa jika negara-negara Barat menolak untuk menandatangani moratorium kekuatan nuklir jarak menengah (INF) di Eropa, Rusia akan berkewajiban untuk menempatkan lebih jauh ke Barat daripada yang terjadi saat ini.
Moskow telah mengusulkan kesepakatan itu sebagai bagian dari paket tindakan yang dimaksudkan untuk meredakan krisis yang sedang berlangsung di Ukraina.
“Tidak adanya kemajuan ke arah solusi politik-diplomatik untuk masalah ini akan membuat respons kami adalah militer,” ujar Ryabkov, seperti dilansir dari RT, Selasa (14/12)
“Artinya, ini akan menjadi konfrontasi, babak berikutnya, penyebaran alat-alat seperti itu dari pihak kami.”
Senjata nuklir jarak menengah dilarang di Eropa pada tahun 1987 sebagai bagian dari perjanjian antara Presiden Amerika Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev.
Namun, pada tahun 2019, AS menarik diri dari perjanjian tersebut, mengeluh bahwa Kremlin telah melanggar persyaratan dengan
mengerahkan rudal jelajah – yang disebut oleh NATO sebagai ‘Obeng’ – di wilayah Eropa Rusia di sebelah barat Pegunungan Ural. Moskow telah membantah tuduhan itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan dialog ketika AS menarik diri dari perjanjian pada tahun 2019, dengan mengatakan, “Kami telah berulang kali memperingatkan bahwa penghentian perjanjian tentang rudal jarak menengah dan pendek [INF] berarti kawasan itu sekarang menghadapi kemungkinan senjata serang ini muncul di ruang yang luas, dan perlombaan senjata baru sebagai hasilnya.”
Rusia telah mendesak pembaruan moratorium dan telah mengindikasikan bahwa mereka tidak percaya pada janji-janji NATO mengenai penumpukan senjata di Eropa kecuali jika mereka datang secara tertulis.
“Seringnya jaminan dari orang-orang NATO bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menyebarkan instrumen nuklir semacam itu tidak meyakinkan kami sama sekali,” ujar Ryabkov pada hari Senin (13/12).
“Pertama-tama, sebagai prinsip, tidak ada kepercayaan terhadap aliansi NATO,” tegasnya.
Gerhard Mangott, pakar pengendalian senjata Austria, mengatakan kepada Reuters bahwa jika NATO terus menolak untuk merundingkan kesepakatan baru, Rusia hampir pasti akan mengerahkan ‘Obeng’ di perbatasan baratnya.
(Resa/Reuters/RT)