ISLAMTODAY ID-Presiden Lebanon memperkirakan negara itu membutuhkan waktu untuk mengatasi krisis keuangan karena gubernur bank sentralnya mengatakan sekitar USD 15 miliar akan membantu memulihkan.
Presiden Libanon mengatakan negara itu membutuhkan waktu untuk mengatasi krisis keuangan yang dihadapi negara itu.
“Kami membutuhkan enam hingga tujuh tahun untuk keluar dari krisis ini,” ujar Michel Aoun dalam wawancara yang disiarkan televisi pada hari Jumat (24/12), seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (25/12).
Ekonomi Lebanon telah terjun bebas sejak tahun 2019, ketika tumpukan utang dan kemacetan politik mendorong negara itu ke dalam krisis terdalamnya sejak perang saudara 1975-1990.
Lebih dari 80 persen penduduk hidup dalam kemiskinan dan mata uang tersebut telah kehilangan lebih dari 90 persen nilai pasar gelapnya di tengah pertengkaran politik yang telah menunda kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional.
Sebanyak USD15 Miliar untuk Pemulihan
Gubernur Bank Sentral Riad Salameh mengatakan pada hari Rabu (22/12) bahwa cadangan wajib dolar negara itu telah dipotong lebih dari setengahnya, mengancam program subsidi yang mencakup bahan bakar, obat-obatan dan tepung.
“Kuota kami di Dana Moneter Internasional adalah 4 miliar,” ujar Salameh dalam sebuah wawancara.
“Jika negara-negara menambahnya, kita bisa mencapai 12 hingga 15 miliar, jumlah yang dapat membantu memulai pemulihan Lebanon dan memulihkan kepercayaan,” ungkapnya.
Lebanon gagal membayar utangnya untuk pertama kalinya tahun lalu tetapi para pemimpin politik terus menolak reformasi kunci yang diminta oleh para donor untuk membuka dana yang diperlukan.
(Resa/TRTWorld)