ISLAMTODAY ID – Putin telah menyetujui kolaborasi baru dengan Kuba, Venezuela, dan Nikaragua.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah sepakat dengan para pemimpin Kuba, Venezuela, dan Nikaragua untuk mengembangkan kemitraan di berbagai bidang, termasuk meningkatkan kerja sama militer, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov telah mengumumkan.
Berbicara pada hari Rabu (26/1) dalam sebuah penampilan di depan Duma – parlemen Rusia – Lavrov melaporkan bahwa Putin baru-baru ini berbicara dengan para pemimpin tiga negara Amerika Tengah, dan bahwa mereka telah sepakat untuk bekerja sama untuk memperkuat kerja sama strategis mereka.
“Presiden Putin baru-baru ini mengadakan percakapan telepon dengan rekan-rekannya dari tiga pemerintah ini, yang sangat dekat dan bersahabat dengan kami, dan mereka sepakat untuk mencari cara lebih lanjut untuk memperdalam kemitraan strategis kami di semua bidang, tanpa pengecualian,” ujar Lavrov, seperti dilansir dari RT, Rabu (26/1)
Dia mencatat bahwa Rusia sudah memiliki hubungan dekat dengan negara-negara ini di banyak bidang, “termasuk militer dan teknis-militer.”
Ditanya tentang prospek peningkatan kerja sama militer dengan ketiga negara, Lavrov menjawab, “untuk waktu dekat, kami mengandalkan pertemuan rutin komite terkait.”
Awal bulan ini, Wakil Menteri Luar Negeri Moskow Sergey Ryabkov ditanya tentang kemungkinan mengirim pasukan ke Amerika Latin, dan dia menolak untuk mengesampingkan kemungkinan itu.
“Ini adalah gaya Amerika untuk memiliki beberapa pilihan untuk kebijakan luar negeri dan militernya,” ujarnya.
“Itulah landasan pengaruh kuat negara itu di dunia.”
“Presiden Rusia telah berbicara beberapa kali tentang tindakan apa yang dapat dilakukan, misalnya melibatkan Angkatan Laut Rusia, jika ada hal-hal yang memprovokasi Rusia, dan semakin meningkatkan tekanan militer terhadap kami oleh AS,” dia pergi.
“Kami tidak menginginkan itu. Para diplomat harus mencapai kesepakatan.”
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan menanggapi, mencatat bahwa aktivitas militer Rusia di Amerika Latin belum menjadi pokok diskusi pada pembicaraan keamanan baru-baru ini, tetapi mengatakan bahwa AS akan bertindak “tegas” jika itu benar-benar terjadi.
Para pemimpin dari Rusia dan AS telah mengadakan negosiasi baru-baru ini untuk mencoba meredakan situasi di sekitar Ukraina, yang Washington tuduh Moskow berencana untuk menyerang.
Kremlin telah membantah bahwa mereka memiliki niat agresif dan telah meminta jaminan tertulis bahwa NATO, blok militer yang dipimpin AS, tidak akan memperluas ke Ukraina atau Georgia, dua negara yang berbatasan dengan Rusia.
(Resa/RT)