ISLAMTODAY ID – Utusan Rusia untuk PBB menyuarakan ‘keprihatinan’ atas rencana Israel untuk memperluas aktivitas pemukiman, tak lama setelah Israel mengeluarkan dukungan untuk integritas teritorial Ukraina.
Rusia mengutuk pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan pada hari Rabu (25/2) setelah Israel menyatakan dukungan untuk Ukraina dalam krisis yang sedang berlangsung.
Utusan Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Moskow “khawatir atas rencana yang diumumkan Tel Aviv untuk memperluas aktivitas pemukiman di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, yang secara langsung bertentangan dengan ketentuan Konvensi Jenewa 1949”.
“Posisi Rusia yang tidak berubah, yang menurutnya kami tidak mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Suriah.”
Dataran Tinggi Golan secara resmi diakui sebagai bagian dari Suriah ketika negara tersebut memperoleh kemerdekaan pada tahun 1944 – beberapa tahun sebelum Israel didirikan.
Sebuah dataran tinggi strategis yang mengangkangi Israel dan Suriah dan menghadap ke Lebanon selatan, wilayah yang kaya sumber daya itu direbut oleh Israel selama perang tahun 1967.
Menurut angka resmi Suriah, setidaknya 131.000 warga Suriah dari kota Quneitra dan Fiq diusir dari wilayah tersebut, dan sekitar 137 desa dan 112 pertanian kemudian dianeksasi.
Komentar Polyanskiy muncul beberapa jam sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan besar-besaran di seluruh Ukraina pada hari Kamis (24/2).
Sebelumnya pada hari Rabu (23/2), kementerian luar negeri Israel mengeluarkan pernyataan pertamanya tentang krisis tersebut, di mana ia sengaja menahan diri untuk tidak menyebut Rusia atau Putin tetapi menyatakan dukungan untuk integritas dan kedaulatan teritorial Ukraina.
“Israel berbagi keprihatinan dengan komunitas internasional mengenai langkah-langkah yang diambil di Ukraina timur dan eskalasi serius dalam situasi ini,” ujar pernyataan itu.
Konflik antara Rusia dan Ukraina dapat menempatkan Israel dalam situasi yang sulit, karena negara itu adalah sekutu dekat AS sementara juga secara tradisional memiliki hubungan baik dengan Moskow dan Kyiv.
Pada tahun 2019, Israel dan Ukraina menandatangani perjanjian perdagangan besar, dan pada Desember 2021, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengunjungi Israel.
Konflik bersenjata juga dapat berdampak pada politik domestik Israel, dengan negara tersebut menjadi rumah bagi lebih dari 500.000 ekspatriat Ukraina dan lebih dari 400.000 imigran Rusia.
(Resa/MEE)