ISLAMTODAY ID – Dua tahun pertama pandemi COVID-19 telah membantu menggandakan kekayaan sepuluh orang terkaya di dunia yang kini enam kali lebih kaya dari 3,1 miliar orang termiskin.
Pernyataan tersebut dilaporkan oleh Oxfam, LSM amal internasional pada Senin (17/1), menjelang Forum Ekonomi Dunia Davos dari 17-21 Januari.
“Sepuluh orang terkaya di dunia melipatgandakan kekayaan mereka dari USD 700 miliar menjadi USD 1,5 triliun —dengan laju USD 15.000 per detik atau USD 1,3 miliar per hari—selama dua tahun pertama pandemi yang telah mengakibatkan turunnya pendapatan 99 persen umat manusia dan lebih dari 160 juta orang dipaksa menjadi miskin,” ujar pernyataan Oxfam, seperti dilansir dari Sputniknews, Senin (17/1).
Oxfam mengamati bahwa pandemi COVID-19 telah memfasilitasi peningkatan kekayaan miliarder yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang telah tumbuh lebih dari 14 tahun terakhir, menjadikan mereka enam kali lebih kaya daripada 3,1 miliar orang termiskin di seluruh dunia.
“Bank-bank sentral memompa triliunan dolar ke pasar keuangan untuk menyelamatkan ekonomi, namun sebagian besar dari itu berakhir di kantong para miliarder yang menunggangi ledakan pasar saham. Vaksin dimaksudkan untuk mengakhiri pandemi ini, namun pemerintah kaya mengizinkan miliarder dan monopoli farmasi untuk memotong pasokan ke miliaran orang,” ungkap Direktur Eksekutif Oxfam International Gabriela Bucher.
Sementara itu, Oxfam mengklaim bahwa ketidaksetaraan yang meningkat berkontribusi pada kematian harian setidaknya 21.000 orang yang menderita dari akses terbatas ke perawatan kesehatan, kekerasan berbasis gender, kekurangan gizi dan gangguan iklim.
Pajak 99% satu kali pada pendapatan pandemi dari sepuluh orang terkaya dapat menutupi produksi vaksin yang cukup untuk seluruh populasi di seluruh dunia, menyediakan perawatan kesehatan universal dan perlindungan sosial, dan mendanai adaptasi iklim dan memerangi kekerasan berbasis gender di lebih dari 80 negara.
“Tidak pernah begitu penting untuk mulai memperbaiki kesalahan kekerasan dari ketidaksetaraan cabul ini dengan merebut kembali kekuatan elit dan kekayaan ekstrem termasuk melalui perpajakan – mengembalikan uang itu ke ekonomi riil dan untuk menyelamatkan nyawa,” Bucher menekankan.
Menurut Oxfam, tidak ada kekurangan uang dalam ekonomi global saat ini, mengingat pemerintah telah berkomitmen USD 16 triliun untuk melawan pandemi.
Masalah sebenarnya adalah kelambanan pemerintah dalam mencegah pengayaan ekstrim elit yang melanggengkan ketimpangan dan melepaskan kekerasan ekonomi terhadap mayoritas penduduk dunia.
(Resa/Sputniknews)