ISLAMTODAY ID – Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com, dengan judul Solomon Islands Rejects Backlash Over Planned Security Deal With China.
Kepulauan Solomon mendapat kecaman keras dari Australia atas rencana negara kepulauan Pasifik itu untuk menandatangani pakta keamanan dengan China.
Menurut draf perjanjian yang bocor, yang belum diselesaikan, Kepulauan Solomon dapat “meminta China untuk mengirim polisi, polisi bersenjata, personel militer, dan penegak hukum serta angkatan bersenjata lainnya”.
China juga akan dapat “melakukan kunjungan kapal, melakukan pengisian logistik di, dan memiliki persinggahan dan transisi di Kepulauan Solomon.”
Kebocoran itu memicu spekulasi di Australia dan Selandia Baru bahwa China sedang berusaha untuk mendirikan pangkalan militer di Kepulauan Solomon, yang berjarak sekitar 1.200 mil di utara pantai Australia.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa potensi kesepakatan telah menimbulkan “keprihatinan besar” di seluruh Pasifik.
Pada hari Selasa (26/3), Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare berbicara menentang reaksi tersebut.
“Kami merasa sangat terhina untuk dicap sebagai tidak layak untuk mengelola urusan kedaulatan kami,” ujarnya, seperti dilansir dari ZeroHedge, Jumat (1/4).
“Pendekatan keamanan kami tidak dilakukan dalam ruang hampa dan bukan tanpa pertimbangan untuk semua mitra kami.”
Sogavare juga menolak gagasan bahwa Kepulauan Solomon ditekan oleh China untuk membuat kesepakatan.
“Perjanjian Keamanan adalah atas permintaan Kepulauan Solomon, dan kami tidak ditekan … dengan cara apa pun oleh teman-teman baru kami,” ujarnya.
Kepulauan Solomon telah tumbuh lebih dekat ke Cina dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2019, negara kepulauan Pasifik memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan menjalin hubungan formal dengan Beijing.
Kesepakatan potensial muncul setelah Australia mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kerja sama militer dengan AS dan sekutunya di Asia Pasifik untuk melawan China.
Tahun lalu, Australia, AS, dan Inggris menandatangani pakta militer AUKUS yang akan memberi Canberra akses ke teknologi untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir, yang dapat digunakan untuk berpatroli di perairan dekat China.
Awal tahun ini, Australia dan Jepang menandatangani pakta militer yang akan memungkinkan militer masing-masing negara dikerahkan ke wilayah negara lain untuk latihan.
Australia dan Jepang—serta AS dan India—adalah anggota Quad, sebuah kelompok militer informal yang dipandang oleh sebagian kalangan di Washington sebagai landasan potensial untuk aliansi gaya NATO Asia.
(Resa/ZeroHedge)