ISLAMTODAY ID – Vladimir Putin telah menandatangani perintah baru yang menandakan pasukan Rusia siap untuk eskalasi lebih lanjut di dalam Ukraina.
Reuters merinci pada hari Kamis (28/3) bahwa undang-undang baru akan menambahkan 134.500 wajib militer antara usia 18 dan 27 tahun ke angkatan bersenjata Rusia.
Langkah tersebut datang dalam konteks rancangan musim semi tahunan negara itu, tetapi juga di tengah spekulasi luas bahwa militer jauh lebih buruk dari yang diharapkan, sekarang memasuki bulan kedua invasi Ukraina.
Namun, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu berusaha menjelaskan bahwa rekrutan baru tidak akan dikirim ke “titik panas” mana pun – yang berarti mereka tidak diharapkan untuk memasuki Ukraina – dan masih diperlukan waktu hingga enam bulan atau satu tahun untuk merekrut anggota militer baru dan melatihnya.
Sebelumnya, Putin sendiri telah mengklaim bahwa wajib militer baru saat ini tidak “berpartisipasi dalam permusuhan” di perbatasan Ukraina.
Menurut angka terbaru dari Kementerian Pertahanan (MoD), “korban tewas Rusia di Ukraina setidaknya 1.351 tewas dan 3.825 terluka pada pekan lalu,” ujarnya seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (31/3).
Tetapi para pejabat NATO mengatakan bahwa angka itu pada kenyataannya berkisar antara 7.000 hingga 15.000, sementara sumber-sumber Ukraina dan beberapa laporan media Barat menyebutkan sebanyak 17.000.
Bahkan jika wajib militer baru tidak dikirim ke garis depan, gelombang besar rekrutan baru dapat membuka aliran pasukan ke dalam konflik, dengan menjaga pangkalan-pangkalan penting di rumah, dan melayani kebutuhan logistik yang mendesak.
Setelah Putin menandatangani undang-undang tersebut pada hari Kamis (21/3), CNN dan jaringan arus utama lainnya menyatakan bahwa hal itu dilakukan sebagai tanggapan langsung terhadap kerugian besar di medan perang Ukraina.
Pada awal minggu ini, komando militer Rusia telah menjelaskan bahwa upaya strategis akan fokus pada pembebasan penuh Donbas yang akan membutuhkan ‘penempatan kembali’ dari dekat Kiev dan Chernihiv.
Masih belum jelas apakah ini menandai perubahan besar dalam ruang lingkup, atau mungkin ini adalah rencana dari awal.
Selasa malam hingga Rabu (27/3) , walikota Chernihiv mengatakan kota itu berada di bawah “serangan kolosal” – menunjukkan bahwa sebenarnya hanya ada sedikit yang berubah.
Pejabat Kiev juga menunjukkan kesediaan Rusia untuk melakukan pemboman jarak jauh yang lebih jauh ke kota-kota Ukraina.
Langkah tersebut meningkatkan bahaya bagi penduduk sipil, sementara pada saat yang sama menjaga pasukan darat Rusia pada jarak yang lebih jauh dari perlawanan Ukraina.
(Resa/ZeroHedge)