ISLAMTODAY ID- Artikel ini ditulis oleh Kyle Anzalone melalui AntiWar.com, dengan judul NATO Plans Massive Military Buildup On Russia’s Border, Citing Major “Reset”.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara berada di tengah-tengah “transformasi mendasar” dan merencanakan peningkatan militer besar-besaran di sepanjang perbatasan Rusia.
“NATO sedang menyusun rencana untuk mengerahkan kekuatan militer skala penuh permanen di perbatasannya dalam upaya untuk memerangi agresi Rusia di masa depan setelah invasi ke Ukraina, sekretaris jenderal aliansi telah mengungkapkan,” ungkap The Telegraph, seperti dilansir dari ZeroHedge, Senin (11/4).
Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan NATO akan menjalani “reset” besar-besaran dan berencana untuk menempatkan pasukan yang cukup di negara-negara yang berbatasan dengan Rusia untuk mengusir invasi.
Aliansi saat ini memiliki 40.000 tentara di negara-negara anggota timur.
NATO menganggap pasukannya di Eropa Timur sebagai pencegah terhadap Rusia, tetapi tidak cukup untuk benar-benar menghentikan pasukan yang datang.
Kebijakan “tripwire” percaya bahwa Moskow tidak akan mau membunuh tentara Amerika dan memprovokasi perang yang lebih besar.
Stoltenberg tidak mengatakan berapa banyak pasukan yang akan dibutuhkan di negara-negara seperti Latvia dan Estonia untuk melawan invasi Rusia.
Aliansi baru-baru ini mengumumkan pembentukan empat kelompok pertempuran baru yang masing-masing terdiri dari sekitar 1.500 tentara untuk dikerahkan ke negara-negara Eropa Timur.
NATO akan memiliki grup pertempuran yang membentang dari Laut Baltik hingga Laut Hitam:
Battlegroups biasanya terdiri dari 1.000-1.500 tentara. Aliansi trans-Atlantik saat ini memiliki penyebaran serupa di Estonia, Latvia, Lithuania, dan Polandia.
Stoltenberg menggambarkan pada bulan Maret situasi keamanan baru di Eropa Timur, “Bersama dengan pasukan kami yang ada di negara-negara Baltik dan Polandia, ini berarti bahwa kami akan memiliki delapan kelompok tempur multinasional NATO di sepanjang sisi timur, dari Baltik hingga Laut Hitam.”
Aliansi ini juga memiliki 140 kapal perang di laut dan 130 pesawat dalam siaga tinggi.
Stoltenberg mengatakan perubahan kebijakan tersebut merupakan tanggapan terhadap invasi ke Ukraina dan akan mengklaim penumpukan itu bersifat defensif.
Moskow tidak mungkin berbagi interpretasi itu. Rusia menuntut penarikan pasukan NATO dari Eropa Timur dalam proposal keamanan Desember.
Sejak tahun 1990-an, NATO telah memperluas dan memindahkan pasukan ke negara-negara bekas Soviet.
Moskow secara konsisten mengatakan ekspansi aliansi ke arah timur adalah ancaman dan merupakan bagian dari alasan Presiden Vladimir Putin memilih untuk meluncurkan perang di Ukraina.
(Resa/ZeroHedge)