ISLAMTODAY ID-PM Manasseh Sogavare meminta semua sekutu, tetangga, dan teman untuk menghormati kepentingan kedaulatan negara Pasifik dan mengatakan kerja sama dengan Beijing tidak diarahkan pada negara atau aliansi eksternal mana pun.
Keputusan Kepulauan Solomon untuk menandatangani pakta keamanan dengan China tidak akan merusak atau menghancurkan perdamaian dan harmoni di kawasan itu, Perdana Menteri Manasseh Sogavare mengatakan kepada parlemen.
Sogavare mengkonfirmasi pakta tersebut telah ditandatangani oleh menteri luar negeri dari kedua negara, sehari setelah China mengumumkan penandatanganan tersebut pada jumpa pers reguler di Beijing.
Langkah itu, beberapa hari sebelum delegasi Gedung Putih tiba di Honiara, telah meningkatkan kekhawatiran di Amerika Serikat dan Australia tentang potensi kehadiran militer China kurang dari 2.000 kilometer dari Australia.
Di parlemen, Sogavare meminta teman, mitra, dan tetangga untuk menghormati kepentingan kedaulatan negara.
“Saya meminta semua tetangga, teman, dan mitra kami untuk menghormati kepentingan kedaulatan Kepulauan Solomon dengan jaminan bahwa keputusan itu tidak akan berdampak buruk atau merusak perdamaian dan keharmonisan kawasan kami,” ungkap Sogavare, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (20/4).
Dia menambahkan kerja sama keamanan dengan China tidak diarahkan pada negara atau aliansi eksternal mana pun, “melainkan pada situasi keamanan internal kita sendiri”.
Anggota parlemen Kepulauan Solomon mendesak Sogavare untuk secara terbuka mengungkapkan ketentuan pakta keamanan.
Kepulauan Solomon akan “meningkatkan” kapasitas kepolisiannya sehingga pasukannya sendiri dapat menangani insiden seperti kerusuhan November yang mengakibatkan gedung-gedung dibakar dan nyawa melayang, katanya.
“Biarkan saya meyakinkan orang-orang Kepulauan Solomon bahwa kami mengadakan pengaturan dengan China dengan mata terbuka lebar dipandu oleh kepentingan nasional kami,” ungkap Sogavare.
Keterikatan AS, Jepang, Australia, dan Selandia Baru
Amerika Serikat, Jepang, Selandia Baru dan Australia prihatin dengan pakta tersebut, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (19/4).
“Pejabat dari empat negara yang diwakili juga berbagi keprihatinan tentang kerangka keamanan yang diusulkan antara Kepulauan Solomon dan Republik Rakyat China (RRC) dan risiko seriusnya terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” ungkap juru bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson.
(Resa/TRTWorld)