ISLAMTODAY ID-Bencana kebangkrutan dapat menghantam pusat manufaktur terbesar di Eropa karena risiko stagflasi meningkat karena konflik di Ukraina dan mengakibatkan sanksi Barat terhadap bahan bakar fosil Rusia.
“Pasokan energi di Jerman berisiko, rantai pasokan rusak, kami mengalami inflasi tinggi,” ungkap Chief Executive Officer Commerzbank Manfred Knof, yang baru-baru ini dikutip oleh surat kabar Jerman Handelsblatt.
Ancaman stagflasi di Jerman meningkat karena melonjaknya harga energi meningkatkan inflasi dan mendatangkan malapetaka pada bisnis.
Jerman dapat mengalami penurunan jika embargo bahan bakar fosil Rusia, seperti gas alam, minyak mentah, dan batu bara, diterapkan.
Bundesbank memperingatkan pada akhir April bahwa dalam “skenario krisis yang parah, PDB riil pada tahun ini akan turun hampir 2% dibandingkan dengan 2021”, dan “tingkat inflasi akan secara signifikan lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama” setelah embargo.
Lingkungan ekonomi ini dikenal sebagai stagflasi.
Pekan lalu, pejabat UE membahas potensi embargo bahan bakar fosil terhadap Rusia. Zona euro sedang mencari pemasok alternatif minyak mentah dan natgas untuk melepaskan diri dari energi Rusia.
Larangan batubara Rusia dijadwalkan mulai berlaku pada bulan Agustus.
Namun, mengganti satu bentuk ketergantungan bahan bakar fosil dengan yang lain telah menyebabkan gejolak ekonomi. Ini bisa memberikan kejutan yang menghancurkan bagi bisnis Jerman.
Knof menjelaskan bahwa harga komoditas yang tinggi dan rantai pasokan yang buruk telah berdampak pada hampir sepertiga perdagangan luar negeri Jerman. Dia memperingatkan:
“Kita tidak boleh menipu diri sendiri: jumlah kepailitan di pasar kita mungkin akan meningkat dan ketentuan risiko bank dengan itu,” ujar knof, seperti dilansir dari ZeroHedge, Senin (9/5).
Keyakinan dalam ekonomi Jerman dengan cepat berkurang karena produksi industri turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Maret. Untuk zona euro, inflasi mencapai rekor tertinggi 7,5% untuk bulan itu.
Embargo langsung terhadap impor dari Rusia akan menghasilkan kejutan ekonomi yang dapat dengan cepat mengurai perekonomian Jerman.
Stefan Hartung, CEO raksasa teknik dan teknologi Jerman Bosch, mengatakan kepada CNBC Jumat (6/5) bahwa “resesi besar sedang terjadi.”
Hanya masalah waktu sebelum Jerman memberontak terhadap keputusan Brussel untuk mengakhiri pengiriman bahan bakar fosil Rusia ke zona euro karena harus menyelamatkan diri dari kehancuran ekonomi.
(Resa/ZeroHedge)