ISLAMTODAY ID-Hampir dua bulan setelah Eropa bergegas mengumumkan akan menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasi Putin ke Ukraina,
Langkah tersebut tanpa memperhatikan bagaimana sanksi semacam itu akan menjadi bumerang dan melumpuhkan ekonominya sendiri.
Badan eksekutif Uni Eropa kemarin mengatakan bahwa ekonomi blok mata uang akan berkembang sekitar 0,2% tahun ini, dengan inflasi mencapai 9%, karena pemerintah berjuang untuk menggantikan impor.
Skenario stagflasi yang parah ini disorot oleh Siegfried Russwurm, presiden asosiasi industri terbesar Jerman BDI, memperingatkan bahwa penghentian pengiriman gas Rusia akan berdampak buruk pada ekonomi Jerman.
“Konsekuensi pemutusan pasokan gas Rusia akan menjadi bencana besar,” ungkapnya kepada tabloid Bild am Sonntag dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada akhir pekan, seperti dilansir dari ZeroHedge, Selasa (18/5).
Russwurm menambahkan bahwa memotong gas Rusia akan menghilangkan bisnis bahan bakar di Jerman dan memaksa bisnis untuk menutup jalur produksi.
“Dalam situasi ini banyak perusahaan akan benar-benar memotong pasokan gas. Dalam banyak kasus, bisnis yang terkena dampak akan dipaksa untuk menghentikan produksi, beberapa bisnis mungkin tidak akan pernah dapat memulai lagi,” ungkapnya memperingatkan.
Eropa mengahadapi “realisasi tiba-tiba” tentang betapa destruktifnya mendorong melalui sanksi besar-besaran.
Bloomberg melaporkan bahwa Uni Eropa akan sepenuhnya meringankan apa yang disebut sanksi dan menawarkan solusi kepada importir gas untuk menghindari pelanggaran sanksi saat membeli bahan bakar dari Rusia sambil memenuhi tuntutan Presiden Vladimir Putin atas pembayaran dalam rubel.
(Resa/ZeroHedge)