ISLAMTODAY ID-Koridor Ekonomi China-Pakistan, atau CPEC, adalah bagian utama dari Belt and Road Initiative (BRI) yang bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan Gwadar ke Xinjiang melalui wilayah Jammu dan Kashmir.
Di bawah CPEC, Beijing telah menjanjikan lebih dari USD 60 miliar untuk proyek infrastruktur di Pakistan.
India pada hari Selasa (26/7) mengecam China dan Pakistan karena mengundang negara ketiga ke dalam proyek CPEC yang bernilai miliaran.
Lebih lanjut, India menggambarkannya sebagai pelanggaran langsung terhadap “kedaulatan dan integritas teritorialnya.”
“Kegiatan seperti itu secara inheren ilegal, tidak sah dan tidak dapat diterima, dan akan diperlakukan sebagaimana mestinya oleh India,” ungkap Arindam Bagchi, juru bicara Kementerian Luar Negeri India, seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (26/7).
Perselisihan Kashmir adalah inti dari penentangan India terhadap proyek-proyek CPEC. New Delhi menganggap Jammu dan Kashmir sebagai bagian dari India yang telah “diduduki secara ilegal oleh Pakistan.”
Tanggapan India datang beberapa hari setelah Kelompok Kerja Bersama untuk Kerjasama dan Koordinasi Internasional di bawah CPEC setuju untuk “mempromosikan skema kerja sama yang melibatkan pihak ketiga sejalan dengan konsensus yang ada, termasuk memperluas ke Afghanistan.”
Diskusi untuk melibatkan pihak ketiga dalam CPEC telah terjadi pada saat proyek-proyek tersebut telah melihat serangan sporadis di Gwadar dan di tempat lain di provinsi Balochistan oleh kelompok nasionalis Baloch.
Awal tahun ini, tiga warga negara China tewas setelah sebuah ledakan menghancurkan sebuah van di sebuah kampus universitas di Pakistan selatan.
Tahun lalu pada bulan April, empat orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di sebuah hotel yang menampung duta besar China di Quetta, ibukota provinsi Balochistan, menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya.
Beijing saat ini terlibat dalam proyek konektivitas, pertambangan, dan infrastruktur di Pakistan, yang semuanya sedang dibangun sebagai bagian dari Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC).
Kemajuan beberapa proyek juga terhenti karena kondisi keuangan Pakistan yang buruk, yang kehabisan cadangan devisa penting dan mencari paket bailout dari Dana Moneter Internasional (IMF).
(Resa/Sputniknews)