ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Kyle Anzalone dan Will Porter melalui The Libertarian Institute, dengan judul America Imported Over $6 Billion In Goods From Russia Since Ukraine Invasion.
Menanggapi serangan Rusia terhadap Ukraina, Presiden AS Joe Biden bersumpah untuk mengisolasi dan “melumpuhkan” ekonomi Rusia.
Namun, Moskow telah mampu mempertahankan kekuatan ekonominya, sebagian dengan mengekspor lebih dari USD 1 miliar per bulan dalam bentuk kayu, logam, makanan, dan barang-barang lainnya ke AS.
Lebih dari 3.600 kapal dari Rusia tiba di pelabuhan AS sejak 24 Februari, menurut statistik yang dikutip oleh Associated Press. ZeroHedge, Senin (29/8)
Meskipun itu hampir setengah dari pengiriman pada periode yang sama dibandingkan tahun lalu, impor masih bernilai lebih dari USD 6 miliar atau Rp 89 T.
Jumlah produk Rusia yang memasuki pelabuhan AS menjadi bukti bahwa Biden gagal memenuhi janjinya untuk mengisolasi ekonomi Moskow.
Karena adanya kasus “relaksasi” yaitu menyelesaikan transaksi telah disepakati sebelumnya, beberapa barang masih terus masuk ke negara itu meski Gedung Putih telah mengumumkan sanksi terhadap produk tersebut, termasuk minyak dan gas.
Paradoksnya, impor Rusia lainnya, seperti pupuk, datang atas permintaan pemerintahan Biden, yang telah mendesak perusahaan-perusahaan Amerika untuk menebus kekurangan.
Di sisi lain, Gedung Putih telah menyita beberapa kapal pesiar mewah milik orang kaya Rusia yang memiliki hubungan longgar dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Lebih lanjut, AP menemukan bahwa perusahaan Amerika dan Eropa mengimpor jutaan dolar logam dari perusahaan Rusia yang membuat suku cadang untuk jet tempur Moskow, menyoroti perbedaan aneh lainnya dalam kampanye sanksi Biden.
Terlepas dari tekanan diplomatik dari Washington, sekutu Amerika lainnya meningkatkan hubungan ekonomi mereka dengan Rusia.
Sementara itu, Turki telah menggandakan impor minyak Rusia tahun ini.
Selama kepresidenan Biden, ia telah mengambil beberapa langkah untuk memperkuat hubungan dengan New Delhi.
Pasukan Amerika saat ini terlibat dalam latihan perang dengan India di perbatasan China.
Tetapi seperti Ankara, negara ini juga secara signifikan meningkatkan impor energi dari Moskow.
Rupee India juga telah menjadi mata uang utama untuk perdagangan berlian, yang memungkinkan pembeli untuk melewati sanksi AS.
Meskipun perang ekonomi Barat dimaksudkan untuk meniadakan kekuatan militer Moskow dan membawanya ke meja perundingan, sejauh ini terlihat sedikit keberhasilan.
Dengan ekspor energi Rusia yang mencapai tingkat sebelum perang dalam beberapa bulan terakhir dan rubel menguat terhadap dolar, ekonomi Rusia tampaknya bernasib jauh lebih baik daripada sebagian besar Eropa sejak pertempuran meletus musim dingin lalu.
(Resa/ZeroHedge)