ISLAMTODAY ID-Perdana Menteri Otoritas Palestina (PA), Mohammad Shtayyeh menuntut agar kelompok pemukim ekstremis—yang ia sebut sebagai “geng”—secara resmi ditetapkan sebagai organisasi teroris.
Pernyataan tersebut diucapkan selama rapat kabinet mingguan di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki pada 10 Oktober.
Shtayyeh mengatakan bahwa serangan terus-menerus oleh kelompok-kelompok ekstremis harus dikriminalisasi oleh komunitas internasional.
Selain itu juga harus meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakan kelompok-kelompok ini dan memasukkan mereka ke dalam daftar hitam.
Perdana Menteri Palestina menggambarkan serangan pemukim yang sedang berlangsung, khususnya ke Masjid al-Aqsa, sebagai “terorisme yang disponsori negara Israel,” mengingat bahwa serangan pemukim sayap kanan secara teratur dilakukan dalam koordinasi dan di bawah perlindungan dari polisi Israel.
Shtayyeh juga mengutuk sikap diam komunitas internasional yang terus berlanjut dalam masalah ini.
“Dunia seharusnya tidak tinggal diam mengenai kejahatan yang dilakukan di kota-kota Palestina, desa-desa dan kamp-kamp pengungsi yang merenggut nyawa anak-anak dan pemuda sebagai bagian dari kebijakan sistematis berdasarkan pembunuhan demi pembunuhan,” ungkap Shtayyeh, merujuk pada serangan kekerasan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan.
“Keheningan internasional atas agresi ini mendorong pendudukan Israel… pernyataan kecaman tidak cukup untuk menghentikan kejahatan ini karena ibu dan ayah terus kehilangan orang yang mereka cintai,” ungkapnya, seperti dilansir dari The Cradle, Selasa (11/10).
Di atas serangan lanjutan di kota-kota yang diduduki oleh tentara Israel, serta penghancuran massal rumah dan properti Palestina, Tel Aviv sekarang melindungi pemukim ekstremis yang telah meluncurkan serangan yang tak terhitung jumlahnya dalam sebulan terakhir saja terhadap tempat-tempat suci, terutama Masjid Al-Aqsha.
Shtayyeh menyoroti bahwa para pemukim dan pasukan militer Israel memiliki peran yang dapat dipertukarkan, karena keduanya menyerang warga Palestina, rumah, properti, dan tempat suci mereka dengan bebas.
Pada Selasa pagi, ratusan pemukim ekstremis menyerbu Masjid Al-Aqsa, secara provokatif berparade di sekitar kompleks.
Sehari sebelumnya, para pemukim membakar Alquran di luar masjid Qaytoun di Kota Tua Hebron, sebagai bagian dari perayaan hari raya Yahudi.
Dalam sebuah pernyataan yang dibuat pada 30 September, Menteri Wakaf dan Urusan Agama Palestina, Hatem al-Bakri, mengatakan bahwa pasukan Israel dan pemukim ekstremis telah menyerbu dan menyerang 15 masjid sejak awal tahun ini saja.
(Resa/The Cradle)