ISLAMTODAY ID-Salah satu pendiri masjid Kota Quebec mendesak anggota parlemen Kanada pada Kamis (20/10) untuk menguatkan dan meloloskan RUU senjata yang diusulkan.
Usulan tersebut berkaitan dengan enam jemaah tewas dalam penembakan mematikan pada tahun 2017.
Boufeldja Benabdallah mengatakan RUU C-21 harus mencakup larangan senjata semi-otomatis gaya serbu “yang tidak digunakan secara wajar untuk berburu. Kami tidak membutuhkan senjata perang.”
Alexandre Bissonnette mendekati Pusat Kebudayaan Islam Kota Quebec pada 29 Januari 2017 saat doa malam berakhir. Mencoba melepaskan rentetan peluru menggunakan senapan semi-otomatis 223 yang untungnya macet, ia meraih pistol Glock semi-otomatis 9-mm miliknya.
Dalam waktu kurang dari dua menit, dia membunuh enam jemaah dan melukai 19, lima serius. Ini tetap menjadi penembakan terburuk dalam latar agama dalam sejarah Kanada.
Pemerintah Liberal Perdana Menteri Justin Trudeau akhirnya melarang sekitar 1.500 jenis senjata api pada Mei 2020.
Pemerintah mengatakan senjata, termasuk AR-15 (senapan paling populer di Amerika) dan Ruger Mini-14, tidak diperlukan untuk berburu.
Ketika Benabdallah muncul Kamis (20/10) di hadapan komite keselamatan publik House of Commons yang mempelajari RUU C-21, dia mengatakan Menteri Keamanan Publik Marco Mendicino meyakinkan sebelumnya bahwa amandemen untuk secara jelas mendefinisikan dan melarang senjata gaya serbu akan datang.
“Pemerintah perlu melakukan ini, dan saya yakin karena kami membicarakannya secara lisan dengan Pak Mendicino ketika dia datang ke masjid,” ungkapnya, seperti dilansir dari AA, Jumat (21/10).
RUU itu juga akan melarang pembelian, penjualan, impor, dan pemindahan kepemilikan pistol di Kanada.
(Resa/AA)