ISLAMTODAY ID-Jumlah orang yang menderita kerawanan pangan parah di Yaman diperkirakan akan meningkat menjadi 19 juta pada akhir tahun.
Krisis pangan Yaman telah mencapai yang terburuk dalam empat tahun terakhir.
Lebih lanjut, kerawanan pangan berasal dari agresi yang dipimpin Saudi dan blokade negara, kenaikan harga komoditas dan bahan bakar, serta kelangkaan bantuan asing.
Menurut PBB, jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan diperkirakan akan meningkat menjadi 23,4 juta pada akhir tahun, sementara jumlah orang yang menderita kerawanan pangan parah diperkirakan akan meningkat menjadi 19 juta.
Menurut Al-Araby mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, bahkan otoritas Yaman yang didukung oleh koalisi pimpinan Saudi khawatir dengan situasi tersebut – terutama sejak perang di Ukraina – dan telah mengadakan pertemuan awal Oktober untuk membahas solusi segera.
Sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa pihak berwenang telah meminta mekanisme Food Shock Window dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengakses dana darurat dan memerangi krisis pangan.
“Jendela akan tersedia selama satu tahun untuk memberikan akses tambahan ke pembiayaan darurat bagi negara-negara yang menghadapi kebutuhan neraca pembayaran yang mendesak terkait dengan krisis pangan global,” ungkap siaran pers IMF, seperti dilansir dari The Cradle, Ahad (23/10).
PBB juga telah mengungkapkan bahwa konsumsi makanan di Yaman tercatat di tingkat terburuknya pada tahun 2022.
Sebanyak 58 % keluarga tinggal di dalam wilayah pemerintah yang didukung Saudi, dan 51% orang yang tinggal di wilayah yang dikuasai Ansarallah tidak dapat memperoleh cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan minimum mereka.
Awal tahun ini pada bulan Juni, Program Pangan Dunia (WFP) mengumumkan pengurangan lebih lanjut dalam jatah makanan untuk Yaman yang dilanda perang karena inflasi global, kesenjangan pendanaan, dan efek dari perang Rusia-Ukraina.
PBB memberi makan sekitar 13 juta orang di Yaman setiap bulan, dengan kelaparan di Yaman akibat perang yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Saudi.
Dalam sebuah tweet, WFP mengatakan: “Kami sekarang didorong mengurangi dukungan untuk 5 juta orang tersebut menjadi kurang dari 50 persen kebutuhan harian, dan untuk 8 juta lainnya menjadi sekitar 25 persen dari kebutuhan harian.”
(Resa/The Cradle)