ISLAMTODAY ID-Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Senin (31/10) dijadwalkan terbang di atas distrik-distrik yang terendam banjir untuk memeriksa kerusakan setelah Badai Tropis Nalgae melanda pada akhir pekan dan menewaskan sedikitnya 98 orang.
Badan Bencana Filipina mengatakan lebih dari setengah kematian tercatat di wilayah otonomi selatan Bangsamoro, seringkali karena tanah longsor yang disebabkan oleh hujan.
“Sekitar 63 orang dilaporkan hilang, sementara 69 orang terluka,” ungkap badan tersebut, seperti dilansir dari Reuters, Senin (31/10).
Sebanyak 53 orang tewas ditemukan di Wilayah Bangsamoro, dengan 22 orang masih hilang.
Kerusakan infrastruktur akibat hujan lebat dan angin kencang bernilai 757,84 juta peso ($13,07 juta), sedangkan kerugian di bidang pertanian diperkirakan mencapai 435,46 juta peso.
Marcos dijadwalkan pada Senin (31/10) untuk melakukan inspeksi udara terhadap desa-desa yang terendam di provinsi Cavite, dekat ibu kota Manila.
Pemimpin telah menyatakan keterkejutannya atas jumlah kematian, khususnya di provinsi Maguindanao di Bangsamoro.
Nalgae, yang mendarat lima kali, diperkirakan akan meninggalkan Filipina pada Senin (31/10) malam dan menuju China selatan.
Filipina mengalami rata-rata 20 topan per tahun, dengan seringnya tanah longsor dan banjir disebabkan oleh meningkatnya intensitas siklon tropis.
Proses Pencarian Korban
Pihak berwenang mengatakan bahwa Filipina telah mengubah operasinya dari pencarian dan penyelamatan menjadi pencarian karena kecilnya peluang untuk bertahan hidup.
Lebih dari setengah dari korban jiwa berasal dari serangkaian banjir bandang dan tanah longsor yang menghancurkan desa-desa di pulau selatan Mindanao pada hari Jumat.
“Kami telah mengalihkan operasi kami dari operasi pencarian dan penyelamatan ke operasi pengambilan karena peluang bertahan hidup setelah dua hari hampir nol,” ungkap Naguib Sinarimbo, kepala pertahanan sipil wilayah Bangsamoro di Mindanao, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (31/10).
Saat tim penyelamat mencari lebih banyak mayat di lumpur dan puing-puing, para korban yang rumahnya terdampak Badai Tropis Nalgae melanjutkan tugas untuk membersihkan rumah mereka yang basah kuyup.
Badai Tropis Nalgae
Nalgae menyapu negara yang rawan bencana, membanjiri desa-desa, menghancurkan tanaman dan mematikan listrik di banyak daerah.
Itu terjadi pada akhir pekan yang diperpanjang untuk Hari Semua Orang Suci, yang jatuh pada hari Selasa, ketika jutaan orang Filipina melintasi negara itu untuk mengunjungi makam orang-orang terkasih.
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa badai, yang membunuh orang dan ternak dan menghancurkan pertanian, rumah, jalan dan jembatan, menjadi lebih kuat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim.
(Resa/Reuters/TRTWorld)