ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com, dengan judul CNN Admits Ukraine War Is A ‘Weapons Lab’ For Western Arms
Ukraina telah berubah menjadi “laboratorium” untuk senjata Barat karena perang telah memberi AS dan sekutunya kesempatan untuk melihat bagaimana senjatanya mampu menghalau kekuatan besar seperti Rusia.
Sebuah sumber yang akrab dengan intelijen Barat tentang perang mengatakan kepada CNN bahwa Ukraina “benar-benar laboratorium senjata dalam segala hal karena tidak satu pun dari peralatan ini yang pernah benar-benar digunakan dalam perang antara dua negara industri maju.”
Sumber itu menggambarkannya sebagai “ujian pertempuran dunia nyata”.
“Kami tertarik untuk menguji sistem modern dalam perang melawan musuh dan kami mengundang produsen senjata untuk menguji produk baru di sini,” ungkapnya, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (18/1/2023).
Reznikov mendapatkan keinginannya sebagai AS, dan sekutunya telah meningkatkan bantuan militer secara signifikan sejak saat itu, dan perang telah meningkat ketika Rusia memulai serangan besar-besaran terhadap infrastruktur Ukraina pada bulan Oktober.
Keberhasilan Rusia dalam penggunaan drone kamikaze murah dalam serangan infrastruktur telah memengaruhi rencana pembuat senjata Barat.
Pembuat senjata Inggris BAE Systems telah mengumumkan bahwa mereka sedang mengembangkan kendaraan lapis baja baru dengan perlindungan tambahan untuk mempertahankannya dari serangan drone kamikaze dari atas.
Beberapa pejabat intelijen dan militer mengatakan kepada CNN bahwa membuat drone sekali pakai yang murah telah menjadi prioritas banyak kontraktor pertahanan.
Laporan CNN mengatakan bahwa bagi militer AS, perang telah menjadi “sumber data yang luar biasa tentang kegunaan sistemnya sendiri”.
Misalnya, AS telah melihat bahwa sistem peluncuran roket HIMARS-nya efektif melawan pasukan Rusia, sedangkan howitzer M777 menjadi kurang efektif dan kurang akurat dari waktu ke waktu.
Perang di Ukraina juga telah menciptakan permintaan akan senjata yang mulai ditinggalkan, seperti rudal antipesawat Stinger yang ditembakkan dari bahu.
Raytheon berhenti memproduksi Stinger selama bertahun-tahun, tetapi sekarang telah diminta oleh Pentagon untuk meningkatkan produksi karena ribuan telah dikirim ke Ukraina.
(Resa/ZeroHedge)