ISLAMTODAY ID-Paus Francis akan memulai perjalanan satu minggu ke Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan pada bulan Januari ini.
Kunjungan itu akan menjadi kunjungan keempat Fransiskus ke benua Afrika sejak menjadi Paus pada 2013.
Semula kunjungan itu dijadwalkan pada Juli 2022 tetapi ditunda karena alasan kesehatan.
Paus Fransiskus mengkritik “mentalitas kolonial” yang dipraktikkan oleh komunitas internasional terhadap benua Afrika.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa Afrika secara historis telah dieksploitasi dan momok eksploitasi masih menghantuinya hingga saat ini.
“Ada realitas historis dan geografis. Dalam bahasa Italia dikatakan ‘Africa va fruttata’, artinya Afrika dimaksudkan untuk dieksploitasi. Dan itu adalah semacam mentalitas kolonialis yang tersisa,” ungkap Francis, seperti dilansir dari Sputniknews, Kamis (26/1/2023).
Pernyataan Paus disampaikan seminggu sebelum rencana perjalanannya ke benua Afrika yang mencakup Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan.
Francis menyebutkan dua alasan di balik kelanjutan sikap seperti itu terhadap Afrika.
“[Itu] adalah masalah sikap kita dan belum [memiliki] keberanian untuk kemerdekaan total di pihak mereka,” ungkap Paus.
Sambil mengakui bahwa “Afrika sedang bergolak” di tengah konflik yang sedang berlangsung di banyak bagian benua itu, Francis menunjukkan bahwa benua dengan pertumbuhan tercepat di dunia itu “juga menderita akibat invasi para pengeksploitasi”.
Dia juga menunjuk “tribalisme” sebagai salah satu masalah terbesar yang masih harus dihadapi oleh negara-negara Afrika.
“Tribalisme juga sangat kuat, misalnya untuk mengangkat seorang uskup di keuskupan, harus dilihat dengan hati-hati, bahwa dia termasuk kelompok – apalagi suku,” ungkapnya.
Paus Fransiskus mengenang kerumunan yang berteriak, “Tidak untuk kesukuan” selama kunjungannya tahun 2015 ke Kenya.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ,“Itu adalah teriakan dari seluruh stadion. Mereka sendiri merasakan kesulitan itu, itu adalah orang-orang yang semakin mengkonsolidasikan dirinya dalam kebebasan.”
Paus diperkirakan tiba di ibu kota Kinshasa Kongo pada 31 Januari untuk kunjungan tiga hari sebelum menuju ke negara tetangga Sudan Selatan pada 3 -5 Februari.
Kunjungan Francis ke DRC dan Sudan Selatan akan menandai perjalanan keempat paus ke benua Afrika sejak diangkat pada 2013.
Dalam perjalanan pertamanya ke Afrika, Paus mengunjungi Kenya, Uganda, dan Republik Afrika Tengah pada 2015.
Perjalanan kedua melihat Bapa Suci mengunjungi Maroko pada 2019, sebelum melakukan kunjungan ketiga ke benua itu pada tahun yang sama, dengan Mozambik, Madagaskar, dan Mauritius sebagai tujuannya.
(Resa/Sputniknews)