ISLAMTODAY ID-Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk Tel Aviv setelah serangan udara Israel menghantam Damaskus pada Ahad (19/2/2023) dini hari, menewaskan sedikitnya 5 orang dan melukai 15 lainnya secara kritis (beberapa laporan mengatakan sebanyak 15 tewas).
Menurut kantor berita pemerintah SANA, kementerian mendesak “tindakan internasional” untuk mencegah serangan lebih lanjut di tanah Suriah.
“Suriah mengharapkan Sekretariat PBB dan Dewan Keamanan untuk mengutuk agresi dan kejahatan Israel, mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah mereka, meminta pertanggungjawaban mereka, menghukum pelakunya, dan memastikan hal itu tidak terulang kembali.”
Lebih lanjut, Kementerian mengatakan bahwa serangan ini datang dalam konteks serangan berulang Israel terhadap sasaran sipil dan bertepatan dengan serangan baru-baru ini oleh ISIS di Homs yang menewaskan sedikitnya 53 orang.
Laporan lokal menunjukkan bahwa pertahanan udara Suriah menyerang sebagian besar rudal.
Selain itu, serangan udara juga menghantam lokasi di pedesaan Damaskus, termasuk di pinggiran Shahba dan di utara al-Suwayda di barat daya Suriah.
Foto dan video muncul di media sosial, dan menunjukkan kerusakan parah di daerah pemukiman, serta mengungkap korban tewas, seperti warga negara Suriah dan apoteker Lilian Aoudi.
Di antara mereka yang tewas dalam serangan itu termasuk seorang dokter dan seorang insinyur.
“Serangan pada hari Minggu adalah serangan Israel paling mematikan di ibu kota Suriah,” ungkap Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris, seperti dilansir dari ZeroHedge, Selasa (21/2/2023).
Serangan serangan udara Israel terjadi saat Suriah terus terhuyung-huyung akibat gempa dahsyat yang menewaskan hampir 6.000 orang dan meratakan sebagian besar wilayah barat laut negara itu.
Awal bulan ini, seorang pejabat militer Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada surat kabar Arab Saudi Elaph bahwa Tel Aviv tidak akan ragu untuk mengebom pengiriman bantuan Iran ke Suriah dengan klaim bahwa Teheran berusaha untuk mengambil keuntungan dari situasi tragis untuk mengirim senjata dan peralatan ke Hizbullah.
Sebagai akibat dari sanksi Barat, pengiriman bantuan untuk Suriah sebagian besar terhambat dibandingkan dengan aliran bantuan yang memasuki negara tetangga Turkiye.
Situasi tersebut memaksa Damaskus bergantung pada negara-negara sekutu seperti Rusia dan Iran untuk mendapatkan bantuan.
Serangan terbaru Israel terjadi hanya tiga minggu setelah pesawat tak berawaknya mengebom tiga truk makanan Iran yang sarat dengan tepung dan beras saat mereka menuju dari Irak ke Suriah.
Suriah sering menuduh Israel menyerang wilayah nasionalnya berulang kali.
Namun, pihak berwenang di Tel Aviv jarang mengakui serangan tersebut, meskipun pers nasional Israel memberikan liputan yang luas untuk operasi semacam itu tanpa menyebut pelakunya.
(Resa/ZeroHedge)