ISLAMTODAY ID-Rusia dan Iran telah mensponsori pembicaraan yang berupaya mengakhiri pendudukan Turki di Suriah utara.
Pertemuan empat arah diadakan di Moskow pada 10 Mei antara menteri luar negeri Rusia, Suriah, Turkiye, dan Iran untuk membahas proses normalisasi antara Ankara dan Damaskus.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menekankan pentingnya membangun “peta jalan” yang jelas untuk normalisasi Turki-Suriah, yang bertujuan untuk mempersiapkan pertemuan para menteri luar negeri berikutnya, dan “ untuk para kepala negara nanti”.
“Peluncuran proses normalisasi Turki-Suriah, dengan partisipasi tiga negara penjamin, telah membuktikan keefektifan formula Astana, yang akan memberikan dampak positif yang nyata, tidak hanya pada situasi di Suriah tetapi juga pada iklim secara umum di wilayah tersebut secara keseluruhan,” ungkap Lavrov, seperti dilansir dari The Cradle, Rabu (10/5/2023).
Rusia, Iran, dan Turkiye meluncurkan proses perdamaian Astana pada 2017 untuk membahas solusi krisis Suriah sejalan dengan upaya diplomatik PBB.
Lavrov juga menyarankan melanjutkan pekerjaan untuk memulihkan rute transportasi dan jalur logistik antara Turkiye dan Suriah.
“Penting untuk mulai membahas masalah pemulihan jalur transportasi dan logistik yang terputus antara negara tetangga Turki dan Suriah dan melanjutkan kerja sama perdagangan dan ekonomi tanpa hambatan,” tambah menteri luar negeri Rusia.
Turkiye dan Suriah telah terlibat dalam inisiatif yang disponsori Rusia dan Iran untuk mendamaikan hubungan dalam beberapa bulan terakhir.
Suriah telah menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melanjutkan pembicaraan kecuali peta jalan yang jelas dibuat untuk penarikan militer Turki dan diakhirinya dukungan Turki untuk kelompok ekstremis, yaitu koalisi Tentara Nasional Suriah (SNA) dan bekas cabang Al-Qaeda, Hayat Tahrir al-Sham (HTS) – yang masih menguasai sebagian besar wilayah Suriah.
Sebelum pertemuan, outlet berita negara Suriah SANA melaporkan bahwa pembicaraan akan fokus pada “mengakhiri kehadiran ilegal Turki di wilayah Suriah, tidak mencampuri urusan dalam negeri Suriah, dan memerangi terorisme dalam segala bentuknya.”
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad menyoroti bahwa Damaskus akan “terus bekerja, menuntut dan menuntut masalah penarikan Turki,” dan “menekankan kebutuhan untuk memerangi semua organisasi teroris di tanah Suriah.”
(Resa/The Cradle)